TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah puluhan roket Falaq dan Katyusha, dari Hizbullah Lebanon bombardir wilayah pemukiman Kiryat Shmona, Israel.
Diketahui pemukiman Kiryat Shmona terletak di timur laut Palestina, yang kini diduduki oleh Israel.
Akibat dari serangan Hizbullah, sejumlah bangunan hancur.
"Sejumlah roket dari Hizbullah menghantam Kiryat Shmona di timur laut Palestina yang diduduki, termasuk sebuah pusat perbelanjaan (mal) dan sebuah pabrik," tulis cuitan media @SuppressedNws.
Sementara mengutip Palestine Chronicle, Selasa (16/7/2024), Hizbullah membombardir pemukiman Kiryat Shmona sebagai respons terhadap serangan musuh Israel terhadap Palestina dan wilayah Lebanon hingga lainnya.
Terutama, disebutkan dalam laporan, sebagai respon atas pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh musuh di kota Bint Jbeil, Lebanon Selatan, yang menyebabkan tewasnya warga sipil.
Hizbullah juga melaporkan, telah melakukan beberapa operasi terhadap lokasi dan posisi tentara Israel di perbatasan Lebanon-Palestina pada Senin, (15/772024).
"Untuk mendukung rakyat Palestina yang gigih di Jalur Gaza dan mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, Perlawanan Islam," bunyi laporan Hizbullah.
Mereka menargetkan perkumpulan tentara musuh Israel di sekitar Barak Branit dengan senjata roket dan menyerangnya secara langsung.
Lantas pada pukul 10.50 WIB, melakukan penyerangan dengan rudal berpemandu ke lokasi peralatan mata-mata di Rahib dan mengenainya secara langsung sehingga mengakibatkan hancurnya peralatan tersebut.
“Pada pukul 17:40, menargetkan lokasi Al-Samaqa di perbukitan Kfar Shuba, Lebanon yang diduduki dengan peluru artileri.
Baca juga: Mesir Mempersiapkan Perang Yom Kippur Baru, Siap untuk Kejutan Militer, Kata Situs Media Israel
IDF Hampir Sekarat
Diberitakan sebelumnya, Militer Israel (IDF) mengakui pada Senin (15/7/2024) bahwa mereka menghadapi kekurangan tank dan amunisi di tengah perang genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Media Israel Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa IDF memberi tahu Mahkamah Agung Israel bahwa banyak tanknya rusak selama perang Gaza dan persediaan amunisinya menipis.
Pengakuan ini muncul juga sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut diikutsertakannya tentara wanita dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat.
Mengutip dokumen pengadilan, surat kabar itu melaporkan jumlah tank operasional di korps tidak mencukupi untuk kebutuhan perang.
Bahkan, jumlahnya tidak cukup untuk melakukan eksperimen pengerahan pasukan perempuan, mengutip Palestine Chronicle.
Laporan itu juga mencatat bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Herzi Halevi telah memutuskan untuk menunda integrasi wanita ke dalam peran tempur hingga November 2025 karena kekurangan yang parah.
Angka militer menunjukkan bahwa setidaknya 682 tentara Israel telah tewas dan lebih dari 4.100 terluka sejak konflik Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)