“Rusia tidak akan menginvasi Ukraina jika Donald Trump menjadi presiden. Semua orang setuju dengan itu. Bahkan banyak rekan Demokrat saya yang secara pribadi setuju dengan hal itu,” ujarnya.
Vance kembali menuduh pemerintahan Joe Biden kurang memiliki kebijakan yang koheren mengenai konflik tersebut.
“Kami sekarang telah menghabiskan 200 miliar AS [untuk membantu Ukraina]. Apa tujuannya? Apa yang ingin kita capai? Apakah ada risiko eskalasi menjadi perang nuklir? Karena memang ada, ketika ada orang-orang bodoh yang menjalankan kebijakan luar negeri, dan kita punya banyak orang seperti itu sekarang di Washington, DC,” katanya.
Belum ada Pertemuan
Politico melaporkan, dengan mengutip dua pakar keamanan nasional yang bersekutu dengan Trump, bahwa mantan presiden tersebut sedang mempertimbangkan sebuah kesepakatan di mana NATO akan menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi lebih jauh ke arah timur, dan membatalkan rencananya untuk memasukkan Ukraina dan Georgia.
Rencana ini juga dilaporkan akan melibatkan pembicaraan. dengan Putin “tentang seberapa luas wilayah Ukraina yang dapat dikuasai Moskow.”
Presiden Rusia Vladimir Putin dan calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump belum mengadakan pembicaraan rahasia mengenai penyelesaian konflik Ukraina, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Rabu.
Trump telah berulang kali menyatakan bahwa ia akan mengakhiri konflik Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih, meski rincian pasti dari rencana ini masih belum jelas. Reuters melaporkan bulan lalu bahwa para penasihat Trump telah menyusun peta jalan perdamaian di Ukraina yang akan mencakup gencatan senjata awal berdasarkan garis pertempuran selama negosiasi perdamaian, sementara Kiev tidak harus secara resmi menyerahkan wilayah yang disengketakan ke Moskow.
Mengomentari laporan tersebut, Peskov tidak mengabaikan peta jalan tersebut, namun mencatat bahwa “nilai dari setiap rencana terletak pada nuansa dan mempertimbangkan keadaan sebenarnya di lapangan.”
Bulan lalu, Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk segera membuka perundingan damai dengan Ukraina setelah negara itu menarik pasukan dari Donbass dan dua wilayah bekas Ukraina lainnya serta setuju untuk berkomitmen pada status netral, dan menambahkan bahwa kesepakatan akhir harus diakui secara internasional dan membuka jalan bagi perdamaian. (Bloomberg/Russia Today/Politico/Fox News)