BNP mendukung seruan mahasiswa untuk melakukan penutupan pada hari Kamis.
Pada hari Rabu, pihak berwenang juga menggerebek markas besar BNP dan menangkap beberapa aktivis dari sayap mahasiswa partai tersebut.
Bentrokan tersebut terjadi beberapa bulan setelah Hasina mempertahankan kekuasaan dalam pemilu yang diboikot oleh partai-partai oposisi dan menyebabkan anggota oposisi dipenjara menjelang pemungutan suara.
Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Bangladesh Ditembak Polisi saat Demo Lumpuhkan Ibu Kota, Ratusan Orang Terluka
Jumlah Korban
Protes tersebut, yang telah menarik puluhan ribu orang turun ke jalan, dimulai akhir bulan lalu.
Akan tetapi, ketegangan meningkat pada hari Senin ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka bentrok dengan polisi dan demonstran tandingan yang didukung oleh Liga Awami yang berkuasa.
Setidaknya 100 orang terluka setelah kejadian tersebut.
Keesokan harinya, saat kekerasan terus terjadi di kampus-kampus di seluruh Bangladesh, enam orang tewas.
Bentrokan lainnya juga dilaporkan terjadi pada hari Rabu dan Kamis dan pasukan paramiliter dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan kota besar.
Laporan media mengatakan sedikitnya 19 orang tewas pada hari Kamis.
Sebagai tanggapan, universitas-universitas besar mengatakan mereka akan menutup hingga situasi teratasi guna melindungi mahasiswa.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan terus berdemonstrasi tetapi terbuka untuk berdiskusi dengan pemerintah.
Kekerasan lebih lanjut terjadi pada hari Kamis di Dhaka dan tempat lain di negara itu saat polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa, menurut pejabat polisi dan televisi lokal.
Baca juga: Bangladesh Dilanda Kerusuhan Mematikan, 32 Tewas, Ibu Kota Lumpuh, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Alasan Mahasiswa Baru Berdemo
Demonstrasi mahasiswa ini bukanlah yang pertama kali.
Pada tahun 2018 Hasina menghentikan kuota setelah protes besar-besaran mahasiswa.