TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan drone menembus pertahanan udara berlapis di jantung kota Tel Aviv, Israel, Jumat pagi waktu setempat (19/7/2024).
Serangan ini menyasar dekat Konsulat Amerika Serikat di Ibu Kota Israel.
Media setempat mengabarkan setidaknya ada satu orang yang tewas dan melukai 10 warga lainnya yang berada di kawasan tersebut.
Sedangkan laporan lain dari Times of Israel menyebutkan seorang pria berusia 30-an tahun dan seorang wanita berusia 20-an tahun terluka oleh pecahan peluru dan dibawa ke rumah sakit, sementara yang lainnya menderita luka ringan.
Sejumlah laporan juga menyebutkan serangan itu melibatkan satu mungkin 2 drone Shahed buatan Iran.
Drone yang diklaim dilepaskan Houthi itu berhasil menghantam Tel Aviv dan lolos dari radar Israel.
"Ada 4 yang berhasil ditembak AU Amerika (di perjalanan). Dua lainnya lolos. Pertahanan udara Israel tidak melihat apa pun."
Hanya beberapa saat setelah ledakan, Gerakan Ansar Allah Yaman, yang juga dikenal sebagai Houthi, telah mengonfirmasi kepada Newsweek bahwa kelompok tersebut bertanggung jawab dalam serangan pesawat tak berawak yang melanda Tel Aviv.
Laporan pertama kali muncul pada Jumat pagi waktu setempat mengenai ledakan besar yang mengguncang pusat kota di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dengan gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza dan bentrokan dengan faksi lain dari Poros Perlawanan yang berpihak pada Iran yang berbasis di Lebanon, Irak, dan Yaman.
Meskipun penyebab ledakan belum dapat dikonfirmasi secara resmi, media lokal dan pengguna media sosial menunjukkan adanya indikasi potensi puing-puing dari kendaraan udara tak berawak di lokasi ledakan.
Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) awalnya mengatakan kepada Newsweek bahwa IDF sedang menyelidiki “laporan bahwa itu adalah target udara” yang melanda pusat Tel Aviv.
Juru bicara tersebut kemudian menambahkan bahwa "penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan di Tel Aviv disebabkan oleh jatuhnya sasaran udara, dan tidak ada sirene yang diaktifkan."
Beberapa jam setelah berita tersebut pertama kali tersiar, juru bicara militer Ansar Allah Yahya Saree mengatakan kelompoknya sedang mempersiapkan “pengumuman operasi militer kualitatif,” meskipun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ketika ditanya apakah pengumuman tersebut ada hubungannya dengan dugaan serangan pesawat tak berawak di Tel Aviv, Wakil Menteri Penerangan Ansar Allah Nasreddin Amer menegaskan kepada Newsweek bahwa memang benar demikian.