TRIBUNNEWS.COM - Perang yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 44.612 jiwa, dengan lebih dari 105.834 orang mengalami luka-luka sejak 7 Oktober 2023.
Angka ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan setempat pada hari Jumat (6/12/2024)
Kementerian Kesehatan tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang dalam laporan tersebut.
Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa mayoritas korban yang tewas adalah wanita dan anak-anak.
Diperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi, mengingat banyaknya mayat yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Fasilitas Medis Diserang
Dalam perkembangan terbaru, Israel meluncurkan serangan terhadap fasilitas medis di Gaza utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safi, mengonfirmasi bahwa empat anggota staf rumah sakit tewas akibat serangan tersebut.
"Tidak ada peringatan sebelum rumah sakit dibombardir," katanya.
Serangan ini terjadi di tengah serangkaian serangan udara yang menghantam sisi utara dan barat rumah sakit.
Richard Peeperkorn, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Palestina yang diduduki, menambahkan bahwa rumah sakit di Gaza utara beroperasi secara minimal setelah diserang.
Baca juga: Netanyahu Kali Ini Tunjukkan Keseriusan dalam Mencapai Kesepakatan di Gaza, Ada Intervensi Trump
Situasi Kemanusiaan
Sekitar 12.000 pasien di Gaza masih memerlukan evakuasi medis, namun hanya 78 yang telah dievakuasi.
Peeperkorn menyebutkan bahwa tidak ada peringatan resmi atau perintah evakuasi sebelum pengeboman terjadi, hanya rumor yang menyebarkan kepanikan di kalangan warga.
Kondisi ini semakin memprihatinkan, terutama setelah Israel sebelumnya memfasilitasi masuknya tim medis darurat dari Indonesia ke Gaza.
Dengan terus meningkatnya jumlah korban dan serangan yang menargetkan fasilitas medis, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.
(Tribunnews.com, Andari WUlan Nugrahani)