Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Jumat pagi bahwa penyelidikan awal dari angkatan darat menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara mendeteksi pesawat nirawak tersebut, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai ancaman udara.
Oleh karena itu, tidak ada alarm yang diaktifkan, dan target tidak ditembak jatuh.
Pesawat tak berawak Yaman juga melewati kapal perang AS yang, pada Kamis pagi, menembak jatuh satu rudal balistik dan empat pesawat tak berawak yang menuju wilayah pendudukan.
Menanggapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyebutnya sebagai “bukti lebih lanjut bahwa pemerintah [Benjamin Netanyahu] tidak mengetahui dan tidak dapat memberikan keamanan kepada warga Israel.”
"Mereka yang kehilangan daya tangkal di utara dan selatan juga kehilangan daya tangkal di jantung kota Tel Aviv".
"Tidak ada kebijakan, tidak ada rencana, semua hubungan masyarakat dan diskusi tentang diri mereka sendiri. Mereka [pemerintah] harus pergi," kata mantan perdana menteri itu melalui media sosial.
Houthi Bertanggung atas Serangan Drone Jaffa
Houthi mengakui bertanggung jawab atas serangan pesawat drone yang meledak di Tel Aviv pada Jumat (19/7) WIB.
Drone baru yang diluncurkan Houthi Yaman berhasil lolos dari Irone dome dan pertahanan berlapis Israel.
Dalam pernyataan tersebut, Houthi mengklaim memiliki pesawat nirawak baru yang mereka beri nama "Jaffa", yang menurut mereka "mampu menerobos sistem intersepsi dan radar tidak dapat mendeteksinya."
Kelompok Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat nirawak di Tel Aviv pada Kamis malam, dan menyebutnya sebagai "operasi militer di wilayah Jaffa yang diduduki yang dikenal sebagai 'Tel Aviv'" dalam pernyataan juru bicara mereka pada Jumat pagi.
Dalam pernyataan tersebut, Houthi mengklaim memiliki pesawat nirawak baru bernama "Jaffa," yang menurut mereka "mampu melewati sistem intersepsi dan radar tidak dapat mendeteksinya."
Serangan drone atau pesawat nirawak tadi malam tidak memicu alarm atau sirene.
Beberapa warga melaporkan mendengar ledakan; namun, tidak ada alarm yang diaktifkan.
Kelompok Houthi juga mengklaim serangan itu sebagai "kemenangan bagi rakyat Palestina yang tertindas dan para pejuangnya, dan sebagai tanggapan atas pembantaian agresi Israel terhadap saudara-saudara kami di Gaza."