TRIBUNNEWS.COM - Layanan publik di Australia dikabarkan lumpuh lantaran diduga akibat masalah teknis yang terjadi pada perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat (AS), CrowdStrike.
Dikutip dari ABC Australia, komputer yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows di seluruh Australia dan luar negeri mengalami gangguan pada Jumat (19/7/2024) sore waktu setempat.
Adapun gangguan teknis ini juga berimbas kepada sejumlah perusahaan dan lembaga pemerintahan Australia.
Gangguan teknis CrowdStrike ini mengakibatkan banyak komputer mencoba untuk re-boot atau memulai ulang dan menampilkan pesan kesalahan dengan layar biru (blue screen).
Selain itu, masalah teknis ini juga dilaporkan berimbas kepada penyedia layanan telekomunikasi, situs web media, bank, hingga disebut berdampak pada server.
Koordinator Keamanan Siber Nasional Australia, Letnan Jenderal Michelle McGuiness mengungkapkan, pihaknya turut mengetahui terkait masalah teknis ini.
Dia juga meyakini bahwa penyebab gangguan terhadap layanan publik di Australia akibat masalah teknis di CrowdStrike.
"Informasi kami saat ini adalah gangguan ini terkait dengan masalah teknis dengan platform perangkat lunak pihak ketiga yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang terkena dampak."
"Tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa ini adalah insiden keamanan siber. Kami terus melakukan pendekatan dengan para pemangku kepentingan utama," kata McGuiness.
Rincian Pihak yang Terdampak
Secara lebih rinci, gangguan teknis ini dialami oleh seluruh departemen pemerintah di New South Wales (NSW).
Selain itu, para nasabah melaporkan adanya masalah pada server ATM di Woolworths.
Kemudian, fasilitas boarding dari penerbangan Quantas juga dilaporkan mengalami gangguan.
Beberapa media seperti ABC, SBS, dan Sky News turut mengalami gangguan hingga berdampak kepada pemrograman.