TRIBUNNEWS.COM - Kabar populer dari kanal internasional Tribunnews telah terangkum dalam sehari terakhir.
Topik konflik yang terjadi di Timur Tengah masih menjadi berita yang banyak dibaca para pembaca Tribunnews atau Tribunners.
Mulai dari berita Hamas mengelabuhi intelijen militer Israel.
Kemudian terkuak fakta baru kejadian kericuhan pada bantuan yang diberikan kepada warga Gaza korban konflik.
Kelompok-kelompok yang menyerang bala bantuan tersebut ternyata mendapat uang miliaran rupiah dari AS dan Israel.
Populer selanjutnya adalah gara-gara kapal induk AS.
Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).
Klaim itu dilontarkan Houthi setelah kapal induk USS Dwight D. Eisenhower milik AS memutuskan pergi dari Laut Merah.
Sebelumnya, Eisenhower dikerahkan selama berbulan-bulan untuk menghalangi operasi militer Houthi di Laut Merah yang menargetkan kapal terafiliasi Israel.
Hingga berita 60.000 warga Israel di kota utara Nahariya bergegas ke tempat perlindungan untuk menghindari rudal Hizbullah.
Berikut ini berita populer internasional yang dirangkum Tribunnews:
Baca juga: Serangan Houthi Buat Israel Makin Boncos, Pelabuhan Eilat Ditutup Total
1. Hamas Kelabuhi Intelijen Israel
Direktorat Intelijen Militer di tentara pendudukan Israel, (Agaf HaModi'in/Aman) melaporkan hasil investigasi internal mereka terkait Operasi penyerangan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Gerakan Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.
Dalam pernyataannya, Aman menyatakan belum mengetahui bagaimana mencegah serangan serupa di masa mendatang, menurut apa yang diberitakan oleh media Ibrani, Channel 12 Israel.
Saluran tersebut melaporkan, Aman meyakini kalau Hamas tidak berpartisipasi dalam dua putaran pertempuran sebelum 7 Oktober yang terjadi antara tentara pendudukan Israel (IDF) dengan gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).
"Aman mengesampingkan penilaian internal yang mengindikasikan bahwa ini (Hamas tidak ikut gabung PIJ dalam dua pertempuran tersebut) adalah sebagai persiapan perang," tulis laporan itu dilansir Khaberni, Kamis (18/7/2024).
Aman menegaskan akan menyelidiki peristiwa 7 Oktober untuk memahami persepsi intelijen dan mencari tahu apa yang menyebabkan Israel tidak memahami niat Hamas.
2. Penyerang Truk Bantuan di Gaza Dapat Dana hingga Rp 3,2 M dari AS dan Israel
Kelompok-kelompok sayap kanan Israel yang diduga menyerang konvoi bantuan ke Jalur Gaza, telah memperoleh lebih dari $200.000 (sekitar Rp 3,2 miliar) melalui situs penggalangan dana dari donor di AS dan Israel.
Donasi kepada kelompok-kelompok tersebut mengalir ke Givechack, sebuah situs crowdfunding (penggalangan dana) Israel, dan JGive, sebuah situs crowdfunding AS dan Israel.
Laporan tersebut disarkan pada Associated Press dan situs investigasi Israel, Shomrim, yang menginspeksi sumber terbuka terhadap situs-situs tersebut dan catatan publik lainnya.
Di AS dan Israel, kontribusi amal termasuk tax-deductible.
Artinya, Wajib Pajak yang memberikan sumbangan kepada organisasi amal yang memenuhi syarat, dapat mengurangi nilai kontribusi mereka dari penghasilan kena pajak, sehingga mengurangi beban pajak mereka secara keseluruhan.
Kelompok-kelompok yang bekerja untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza, mengatakan kepada AP dan Shomrim bahwa menjadikan sumbangan tersebut tax-deductible, bertentangan dengan komitmen Amerika dan Israel yang mengizinkan makanan, air, dan obat-obatan tanpa batas masuk ke Gaza.
Salah satu kelompok yang menyabotase bantuan, Mother's March, mengumpulkan dana setara dengan lebih dari $125.000 di Givechack dan $13.000 dari JGive.
Tzav 9 mendapatkan lebih dari $85.000 dari sekitar 1.500 donor di AS dan Israel melalui JGive.
Kelompok Tzav 9 telah memblokir konvoi bantuan dalam perjalanan ke Gaza sejak Januari.
3. AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi
Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).
Klaim itu dilontarkan Houthi setelah kapal induk USS Dwight D. Eisenhower milik AS memutuskan pergi dari Laut Merah.
Sebelumnya, Eisenhower dikerahkan selama berbulan-bulan untuk menghalangi operasi militer Houthi di Laut Merah yang menargetkan kapal terafiliasi Israel.
Semenjak perang di Jalur Gaza berkobar, Houthi memang sering menyerang kapal Israel sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina.
"Setelah pengusiran kapal induknya, Amerika beralih melibatkan agennya, Arab Saudi, untuk mendorongnya agar melayani Israel lebih dari sebelumnya," kata Abdul-Malik al-Houthi selaku pemimpin Houthi dalam pidatonya pada hari Selasa, (16/7/2024), dikutip dari PressTV.
"Jumlah rakyat kita [yang hadir] pada hari Jumat lalu sangat besar dan hebat, karena jutaan berkumpul di lapangan untuk menunjukkan keteguhan mereka dalam membela rakyat Palestina, terlepas dari setiap keinginan agen itu."
4. 60.000 Warga Israel Panik Ketakutan Diserang Hizbullah
60.000 warga Israel di kota utara Nahariya bergegas ke tempat perlindungan untuk menghindari rudal Hizbullah, Kamis (18/7/2024).
Mereka merasa ketakutan atas serangan kelompok bersenjata Lebanon tersebut.
Media Israel memberitakan warga Israel dilanda kepanikan di wilayah tersebut dan terkejut dengan intensitas pembalasan Hizbullah.
Selain Nahariya, diperkirakan 80 roket yang ditembakkan Hizbullah juga mencapai Meron dan permukiman lainnya.
Hizbullah juga mengatakan bahwa mereka telah melakukan penembakan, dengan menggunakan roket Katyusha, mengutip Palestine Chronicle.
Serangan itu menyasar pemukiman Sa’ar dan Ghad Haziv di wilayah Galilea Barat, di Israel utara.
Tak hanya itu mereka telah membombardir tujuh permukiman Israel sebagai tanggapan atas penargetan pasukan zionis dan pembunuhan warga sipil di Lebanon selatan.
“Pejuang Perlawanan Islam (Hizbullah) menargetkan pemukiman Sa'ar dan Gesher HaZiv dengan puluhan roket Katyusha, sebagai bagian dari respons terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa selatan yang teguh, rumah-rumah aman, dan menargetkan warga sipil, terutama yang mengerikan. pembantaian di kota Umm al-Tout, mengakibatkan tiga anak menjadi syahid,” ujar kelompok tersebut,disiarkan melalui saluran Telegram mereka.
5. Ledakan Terdengar di Irbid dekat Perbatasan dengan Israel
Ledakan dilaporkan terdengar di berbagai wilayah di Kegubernuran Irbid, di Yordania utara, terutama di wilayah barat kegubernuran tersebut, Kamis (18/7/2024) pagi.
Menurut saksi mata, dilansir Khabarni, suara ledakan terjadi sekitar pukul 07.04 pagi tadi.
Sumber militer yang bertanggung jawab di Komando Umum Angkatan Bersenjata Yordania - Tentara Arab kemudian menyatakan, situasi di Irbid dalam kondisi terkendali.
Tentara Arab menyatakan, apa yang dipublikasikan di beberapa situs media sosial tentang mendengar suara ledakan di perbatasan utara disebabkan oleh eksperimen survei teknik yang berlangsung di perbatasan.
"Eksperimen (hingga menyebabkan terdengarnya ledakan) terjadi pada sisi lain di seberang perbatasan utara kita," kata pernyataan Militer Yordania.
Sumber tersebut menyatakan, wilayah perbatasan Yordania tidak terkena bahaya apa pun yang dapat mengancam keamanan dan keselamatan warga Yordania.
Komando Umum Angkatan Bersenjata Yordania - Tentara Arab menghimbau warga untuk tidak menyebarkan rumor yang dapat menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat, dan untuk memverifikasi informasi melalui sumber resminya.
(Tribunnews.com)