News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

19 WNI Bermukim di Kawasan Hudaidah Yaman, Kemenlu RI Pastikan Semua Selamat dari Gempuran Israel

Penulis: Gita Irawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kota Hodeidah di Yaman, Sabtu (20/7/2024) dilaporkan mengalami gempuran serangan udara sehari setelah gerakan Ansarallah Houthi meluncurkan serangan drone ke Tel Aviv, Israel pada Jumat (19/7/2024).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman dipastikan tidak menjadi korban dari gempuran militer Israel di Pelabuhan Hudaidah.

Kementerian Luar Negeri RI mengumumkan ada 19 WNI yang bermukim di kawasan Hudaidah.

"KBRI Muscat telah berkomunikasi dengan para WNI yang tinggal di wilayah Hudaidah. Hingga saat ini (21 Juli 2024) tidak ada WNI yang menjadi korban serangan," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Minggu (21/7/2024).

Israel sebelumnya menyerang depot penyimpanan bahan bakar dan pembangkit listrik yang berada di kota Pelabuhan Hudaidah, Yaman, pada Sabtu (20/7) waktu setempat.

Baca juga: Usai Gempur Yaman, Israel Siaga Tinggi Hadapi Serangan Balasan Houthi

Serangan udara ini dilakukan oleh pihak militer Israel sebagai aksi balas dendam kepada kelompok Houthi yang menyerang Tel Aviv menggunakan drone tak berawak pada sehari sebelumnya, Jumat (19/7), yang mengakibatkan tewasnya satu warga Israel dan sembilan lainnya luka-luka.

Saluran Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan serangan tersebut menargetkan fasilitas penyimpanan minyak di pelabuhan Hudaidah serta pembangkit listrik di provinsi tersebut.

Militer Israel, dalam pernyataan resmi, mengonfirmasi telah melancarkan serangan di Hudaidah Yaman, dan mengklaim ini ada sangkut-pautnya dengan kelompok Houthi. 

Akibat serangan itu, dua orang dikabarkan tewas dan lebih dari 80 orang terluka.

"Kejahatan musuh Israel yang menargetkan provinsi Al Hudaydah telah menewaskan dua orang dan melukai 80 lainnya, sebagian besar dari mereka mengalami luka bakar parah," kata Kementerian Kesehatan yang berafiliasi dengan Houthi, menurut kantor berita SABA milik kelompok tersebut.

Atas serangan itu, kelompok Houthi di Yaman berjanji akan membuat serangan balasan.

Juru bicara Houthi, Mohammed Abulsalam mengatakan serangan Israel ke Hudaidah bertujuan memperburuk penderitaan rakyat dan menekan Yaman agar berhenti mendukung Gaza.

Sementara kelompok Hizbullah di Lebanon mengatakan serangan Israel terhadap sekutunya di Yaman menandai perubahan yang bahaya dalam sembilan bulan perang di Gaza.

"Langkah bodoh yang diambil musuh Zionis menandai fase baru dan berbahaya dari konfrontasi yang sangat penting di seluruh kawasan," kata kelompok yang didukung Iran itu dalam sebuah pernyataan.

“Kami menegaskan agresi brutal ini hanya akan meningkatkan tekad dan keteguhan rakyat Yaman dan pasukan bersenjata mereka yang berani, melanjutkan dan meningkatkan dukungan mereka terhadap Gaza,” kata Mohammed Abulsalam, juru bicara Houthi, dalam sebuah unggahan di X.

Mohammed al-Houthi, anggota Dewan Politik kelompok tersebut, mengancam akan melakukan operasi yang akan mengganggu Israel sebagai respons atas serangan di Hudaidah.

Minggu (21/7) kemarin Houthi dikabarkan kembali menembakkan rudal-rudalnya dengan target kota Eilat, yang berjarak sekitar 2.000 kilometer dari Yaman. 

Akibat serangan rudal Houthi, sirene peringatan udara di Eilat berbunyi meraung-raung dan memaksa warga kota di tepi Laut Merah itu berlarian di tempat-tempat perlindungan.

Militer Israel menyatakan, sistem pertahanan rudal Arrow 3 menangkis rudal darat ke darat dari Yaman sebelum memasuki wilayah Israel.(tribun network/git/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini