TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini, Kamala Harris, diprediksi kuat akan maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilu 2024.
Dengan banyaknya dukungan dan belum ada lagi pesaing yang menjanjikan, pengumuman resmi dari Partai Demokrat bisa dibilang tinggal menghitung hari.
Presiden AS Joe Biden juga langsung mendukung pencalonan Kamala Harris ketika ia pada akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan periode dua.
Biden menyebut, memilih Kamala Harris sebagai wakilnya di Pilpres 2020 lalu, adalah keputusan terbaik yang ia buat.
Ketika nantinya Kamala Harris resmi menjadi calon presiden yang akan bersaing melawan Donald Trump, pertanyaan lainnya muncul tentang siapa pasangannya.
Kamala Harris belum memutuskan siapa yang ia pilih untuk menjadi bakal calon wakil presidennya.
Tetapi berikut ini nama-nama kandidat kuat yang muncul, seperti dilansir The Guardian.
1. Andy Beshear
Posisi Beshear sebagai gubernur Kentucky dari Partai Demokrat â negara bagian yang memenangkan Trump dengan selisih 25 poin pada tahun 2020 â menjadikannya kandidat wakil presiden yang menarik untuk calon Demokrat.
Saat menjabat, Beshear pernah memveto rancangan undang-undang Partai Republik yang melarang aborsi dan perawatan bagi transgender di bawah umur, meskipun badan legislatif Kentucky, yang dikendalikan Partai Republik, dapat mengesampingkan vetonya dalam kedua kasus tersebut.
Beshear juga sangat berbeda dari pasangan Trump, JD Vance, senator Ohio yang dalam memoarnya yang populer pada tahun 2016, Hillbilly Elegy, mengklaim bahwa budaya Appalachian adalah penyebab pemiskinan di Kentucky.
Pada acara Morning Joe MSNBC hari Senin, Beshear menyindir Vance.
Baca juga: Reaksi Kremlin terhadap Pencalonan Kamala Harris, Peskov: Sangat Tidak Bersahabat dengan Rusia
âJD Vance bukan dari sini,â kata Beshear, menyinggung soal pernyataan Vance tentang orang Kentucky sebagai orang yang malas.
2. Mark Kelly
Senator Arizona Mark Kelly akan menawarkan kredibilitas di swing state atau negara bagian yang diperebutkan itu.
Ia juga bisa menjadi pilihan favorit di kalangan elit partai, mengingat perannya sebagai seorang moderat di partai Demokrat.