Dalam keadaan terpaksa, Elessi dan keluarganya berpindah lagi menuju daerah Al-Nasr.
"Namun, setelah mendapat peringatan dari tentara Israel di sana, kami pindah lebih jauh ke utara."
"Kami tinggal di sana selama sekitar empat hari sebelum akhirnya kembali ke rumah," ungkap Elessi.
Selama berpindah-pindah, Elessi meminta anak-anaknya untuk mengambil foto dirinya dan orang lain.
Foto-foto itu diunggah Elessi di media sosial agar seluruh dunia bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di Gaza.
Elessi juga ingin memberi tahu pada seluruh dunia, ia yang merupakan seorang profesor, harus melalui hal-hal yang tak semua orang bisa membayangkan.
Baca juga: Mimpi Buruk bagi Israel, Digempur 65 Rudal Hizbullah dan Drone Houthi di Hari yang Sama
"Saya mengunggah foto-foto ini di media sosial agar orang-orang dapat melihat perjalanan seorang profesor, yang mengajar di banyak universitas dan berhubungan dengan para dokter dari seluruh dunia, dan apa yang kami lalui," tuturnya.
"Saya melakukan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang pemindahan paksa," sambungnya.
Diketahui, Elessi sudah mendedikasikan dirinya dalam bidang neurorehabilitasi dan algologi selama 15 tahun terakhir.
Ia juga mengajar untuk mata kuliah neurologi, algologi, dan perawatan paliatif.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)