Pipa ini direncanakan akan membentang dari Basra, Irak ke Najaf, sebelah selatan Baghdad, dan kemudian membentang di sepanjang perbatasan Saudi-Irak ke Yordania hingga ke ujungnya di Pelabuhan Aqaba, Yordania.
Mengutip laman Ditjen Migas Kementerian ESDM, saluran pipa Basra-Aqaba diproyeksikan untuk dapat mengalirkan volume minyak mentah sebanyak 1 juta barel per hari.
Pembangunan saluran pipa minyak ini merupakan bagian dari skema pembangunan saluran pipa minyak mentah dari Basra ke tiga negara yaitu Yordania, Suriah dan Turki.
Adapun jalur pipa utama dari Basra nantinya, akan terbagi di kota Haditha di utara Irak menjadi 3 pipa yang masing-masing akan mengarah ke tiga negara tersebut.
Pendanaan proyek pipa Basra-Haditha sepanjang 1.000 kilometer akan ditanggung oleh Pemerintah Irak, sedangkan proyek pembangunan saluran pipa ke 3 negara, termasuk Haditha-Aqaba sepanjang 680 kilometer, ditawarkan ke pihak luar.
Konteks Regional
Sejak awal perang Gaza pada 7 Oktober, Hizbullah dan Israel hampir setiap hari saling melakukan pemboman di perbatasan selatan Lebanon.
Ketegangan antara kedua pihak meningkat dalam beberapa hari terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang skala besar yang dapat memicu konflik regional.
Korban
Kekerasan yang berlanjut selama lebih dari 8 bulan antara Hizbullah dan tentara Israel telah menyebabkan kematian sedikitnya 482 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan 94 warga sipil, menurut jumlah korban yang disiapkan oleh Agence France-Presse .
Di pihak Israel, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas, menurut otoritas Israel.
Pernyataan baru-baru ini dari faksi-faksi Irak yang didukung Iran menunjukkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dan mengindikasikan kemungkinan konflik meluas hingga mencakup Irak jika Israel melancarkan perang terhadap Lebanon.
Siap Gabung Hizbullah
Perlawanan Islam di Irak mengatakan siap gabung Hizbullah Lebanon jika terjadi perang besar-besaran, habis-habisan di Utara melawan Israel.
Hal itu juga menggarisbawahi bahwa Irak tidak hanya akan berdiri dalam solidaritas dengan Gaza namun juga akan mendukung Lebanon.
Perlawanan Irak menjelaskan bahwa kelompok tersebut akan terus menyerang lokasi musuh (Israel).
Irak menekankan bahwa operasinya adalah untuk mendukung rakyat Palestina.