TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat dari Mesir, Israel, Amerika Serikat (AS), dan Qatar diperkirakan akan bertemu di Doha pada Kamis (25/7/2024).
Rencana pertemuan itu dengan tujuan untuk melanjutkan perundingan mengenai usulan gencatan senjata tiga tahap guna mengakhiri perang antara Israel dan Hamas.
Perundingan itu juga bertujuan untuk membebaskan para sandera yang tersisa.
Namun, seorang pejabat Israel mengatakan tim perunding Israel tertunda dan kemungkinan akan dikirim pekan depan.
Diberitakan AP News, penundaan itu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di hadapan Kongres di AS pada Rabu (24/7/2024).
Netanyahu telah mengisyaratkan bahwa kesepakatan gencatan senjata dapat terbentuk setelah sembilan bulan perang.
Namun, selama pidatonya yang berapi-api di hadapan Kongres AS, ia bersumpah untuk terus melanjutkan perang Israel hingga ia mencapai kemenangan total.
Hamas Beri Kecaman
Sementara itu, Hamas mengecam pidato Benjamin Netanyahu di hadapan anggota Kongres AS.
Hamas menilai Netanyahu telah 'menyesatkan' masyarakat internasional setelah ia menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS.
Hamas juga meminta bantuan militer yang dipercepat untuk negaranya.
Baca juga: Beredar Daftar 2.000 Nama Tentara Israel Pembunuh Anak-anak Gaza, Target Balas Dendam Hamas
"Pembicaraan Netanyahu tentang peningkatan upaya untuk memulangkan para sandera adalah kebohongan besar dan menyesatkan opini publik Israel, Amerika, dan internasional," kata Hamas, Rabu (24/7/2024), dilansir Arab News.
"Sementara dialah (Netanyahu) yang menggagalkan semua upaya yang bertujuan untuk mengakhiri perang dan menyelesaikan kesepakatan untuk membebaskan para tahanan."
"Meskipun ada upaya terus-menerus dari para mediator dari saudara-saudara kita di Mesir dan Qatar," terang kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan.
Diketahui, dalam pidatonya di hadapan sidang gabungan Kongres AS pada Rabu, Netanyahu secara tegas menolak kecaman atas tindakan Israel dalam perang di Jalur Gaza.