News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Oposisi Ramai-ramai Kritik Netanyahu, Sebut Pidato PM Israel di Kongres AS Aib dan Memalukan

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato kontroversial pada sesi gabungan Kongres di Washington, DC, 24 Juli 2024. akil Presiden Kamala Harris dan para pemimpin Senat Demokrat menolak untuk menghadiri pidato Netanyahu, dan banyak anggota Kongres memboikot sesi tersebut. Jutaan orang Amerika keberatan dengan respons Israel terhadap pembunuhan 1.200 warganya oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Pembalasan Israel telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina, melukai lebih dari 88.000 orang, dan membuat sekitar 1,9 juta orang mengungsi, menurut PBB.

TRIBUNNEWS.com - Oposisi Israel ramai-ramai mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, termasuk Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid.

Lapid melayangkan kritik keras kepada Netanyahu terkait pidato di Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu (24/7/2024).

Menurut Lapid, pidato Netanyahu di Kongres AS adalah "memalukan."

"Aib! Satu jam berbicara tanpa membahas satupun, 'Akan ada kesepakatan pertukaran sandera!'," tulis Lapid di X, Rabu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Pria yang merupakan pemimpin Partai Yesh Atid ini juga menuding Netanyahu gagal menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Selain Lapid, Wakil Ketua Knesset, Evgeny Sova dari oposisi Partai Yisrael Beiteinu, juga mengkritik kepemimpinan Netanyahu.

"Dia tahu cara berbicara dalam bahasa Inggris. Harusnya dia bisa mengelola negara dalam krisis paling serius dalam sejarahnya, tapi nyatanya tidak," kata Sova.

"Seandainya dia bisa menghalang operasi musuh tepat waktu, pidatonya bisa menjadi pidato kemenangan, bukan permintaan bantuan," tambah dia.

Anggota Knesset dari Partai Buruh, Gilad Kariv, juga menyuarakan sentimen serupa.

Lewat X, ia mengatakan "kemampuan retorika Netanyahu dan tepuk tangannya, gagal menyembunyikan ketidakmampuan Perdana Menteri untuk membawa Israel keluar dari krisis paling parah sepanjang sejarah."

Seperti Lapid, Kariv menilai pidato Netanyahu sama sekali tak membahas hal-hal penting, termasuk soal kesepakatan pertukaran sandera.

Baca juga: Mimpi Buruk bagi Israel, Digempur 65 Rudal Hizbullah dan Drone Houthi di Hari yang Sama

"Netanyahu tidak mengatakan satu hal pun soal kesepakatan pertukaran sandera, tidak berkomitmen pada politik negara, dan seperti biasa, tidak bertanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober," imbuhnya.

Naama Lazimi yang juga anggota Partai Lapid, juga berpendapat pidato Netanyahu tidak bisa menutupi situasi buruk di Israel.

Menurut Lazimi, upaya Netanyahu berpidato ini tidak bisa menutupi kelalaiannya dan kegagalannya untuk bertanggung jawab.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini