Istri seorang tawanan perang Ukraina menuduh Rusia mencuri dan menjual organ tubuh tentara yang tewas. Larysa Salaeva mengklaim bahwa jasad tentara Ukraina yang dikembalikan oleh Rusia ditemukan tanpa organ vital, yang mengindikasikan adanya pasar gelap transplantasi organ yang aktif di Rusia.
Ringkasan :
- Istri tentara Ukraina menuduh Rusia mencuri organ dari tahanan yang telah meninggal
- Jenazah yang dikembalikan ke Ukraina oleh Rusia ditemukan tanpa organ vital
- Sumber-sumber Rusia membantah tuduhan, mengatakan Ukraina mencoba menjelek-jelekkan pasukannya
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Istri seorang tawanan perang Ukraina menuduh Rusia mencuri dan menjual organ tubuh tentara yang tewas di medan perang.
Larysa Salaeva, kepala kelompok Freedom to Defenders of Mariupol, mengklaim bahwa beberapa jenazah tentara Ukraina yang dikembalikan ke Ukraina oleh pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin ditemukan tanpa organ vital.
Sumber-sumber Rusia membantah tuduhan ini, dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan bagian dari propaganda untuk menjelek-jelekkan pasukannya.
Lebih dari 10.000 warga Ukraina diperkirakan berada dalam tahanan Rusia.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-884: Pesawat Pengebom Rusia dan China Terbang Bersama di Alaska
Perang Ukraina-Rusia dimulai pada Februari 2022 , ketika pasukan militer Rusia memasuki Ukraina dari Belarus, Rusia, dan Krimea.
Sebelum invasi, telah terjadi konflik selama delapan tahun di Ukraina timur antara pasukan Pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia.
Salaeva menyampaikan klaim ini selama pertemuan di Ankara, Turki, antara perwakilan keluarga tawanan perang dan Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar.
"Hari ini sudah diketahui secara pasti bahwa kami menerima jenazah orang-orang yang disiksa dari tahanan (selama pertukaran jenazah). Kami tidak hanya menerima jenazah yang disiksa, tetapi juga jenazah yang, sayangnya, tidak memiliki organ," kata Salaeva, menurut Ukraine Today.
Salaeva yakin ini menunjukkan adanya pasar gelap yang aktif untuk transplantasi organ di Rusia, yang beroperasi dengan tawanan perang Ukraina.
"Ini menegaskan fakta bahwa pasar gelap transplantasi organ di Federasi Rusia sedang berjalan. Dan, sayangnya, pasar gelap itu juga melibatkan tawanan perang kita. Oleh karena itu, saya yakin kita perlu membicarakan hal ini ke seluruh dunia untuk menghentikan kejahatan ini," imbuhnya.
Salaeva juga mengimbau Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mendukung pembentukan komisi medis independen untuk memantau kesehatan tentara yang ditawan Ukraina dan Rusia.
“Saya juga ingin meminta Turki untuk bertindak sebagai negara pelindung dalam menyelesaikan semua masalah kemanusiaan yang terkait dengan pertukaran tawanan perang,” katanya.