News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

'Ngenes' 75 Persen Prajurit Ukraina yang Terluka Dipaksa Kembali Ikut Berperang

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Ukraina di garis depan. Sebanyak 75 persen tentaranya yang terluka terpaksa dikerahkan lagi ke garis depan.

TRIBUNNEWS.COM -- Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Nataliia Kalmykova mengeluhkan sedikitnya jumlah tentara Ukraina, sehingga kembali mengerahkan para tentaranya yang baru kembali dari rehabilitasi.

Hal ini diungkapkannya dalam pengarahan di sela-sela Kongres Internasional Tahunan Pertama tentang Kedokteran Militer dan Kesehatan Mental, yang dijuluki Seorang Prajurit: Kehidupan, Kesehatan, Kemampuan Tempur, lapor kantor berita Interfax-Ukraina.

Kalmykova mengungkapkan bahwa 75 persen tentaranya yang terluka terpaksa dikerahkan lagi ke garis depan. Ini menjadi fakta mengenaskan bagi para tentara Ukraina yang terus mendapat serangan dari Rusia.

Baca juga: Ada Ukraina di Balik Ledakan Mobil Petinggi Intelijen Rusia

Ia mengungkapkan bahwa persentase rehabilitasi dan kembali bertugas pasukan Ukraina sangat sangat tinggi. Hal ini juga dicatat oleh para sekutu Baratnya, negara-negara yang tidak pernah memiliki pengalaman seperti itu.

"Ini adalah lebih dari 75 persen dari yang terluka (yang kembali bertugas aktif). Mereka telah menderita cedera dengan tingkat keparahan yang bervariasi," kata Kalmykova.

Mobilisasi

Sementara itu, Ukraina mengklaim terus melakukan perekrutan lebih banyak tentaranya dari program mobilisasi meski banyak ditentang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa mobilisasi telah berjalan seperti rencana.

Sementara juru bicara militer Ukraina Bohdan Senyk kepada Reuters mengatakan bahwa para wajib militer yang direkrut pada Mei dan Juni lalu telah meningkat dua kali lipat.

Meski demikian Senyk menolak memberitahukan berapa jumlah calon pasukan mobilisasi yang berhasil direkrut.

Baca juga: Iskander-M dan Shahed Rusia Kembali Hancurkan Pembangkit Energi, Listrik di Zhytomyr Langsung Padam

George Barros, analis di Institut Studi Perang (ISW) di Washington mengatakan bahwa pada program mobilisasi 2024, Ukraina paling tidak bisa menghasilkan 10 brigade, atau sekitar 30.000 hingga 50.000 personel.

Meski demikian, jelas Barros, permasalahan yang dialami oleh Ukraina adalah bukan banyaknya rekrutan, akan tetapi masalah persenjataan yang dibutuhkan.

Pasokan senjata prajurit Ukraina sangat sedikit, sehingga mereka menjadi bulan-bulanan Rusia di garis depan.

Bahkan Presiden Zelensky pernah bilang bahwa belasan brigadenya terpaksa nganggur gara-gara tidak diberi senjata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini