“Tidak ada rudal intersepsi yang diluncurkan karena medan yang rumit dan tidak mungkin memberikan peringatan yang lebih lama,” lapor Radio Angkatan Darat Israel soal hasil penyelidikan tersebut, Minggu (28/7/2024) kemarin.
Karena peringatan yang singkat, sistem pertahanan Israel kesulitan mencegat rudal itu tepat waktu sebelum penduduk dapat melarikan diri ke tempat perlindungan.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Dukungan pejuang untuk Hizbullah bersiap di perbatasan
Hizbullah akan mendapat dukungan dari kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah jika perang terbuka dengan Israel pecah.
Selama satu dasawarsa terakhir, para pejuang "proxy" Iran dari Lebanon, Irak, Afghanistan, dan Pakistan telah berjuang bersama di Suriah, melawan ISIS dan Al Nusra.
Para elite dari kelompok tersebut kini menegaskan kesiapannya bersatu untuk melawan Israel.
Pekan lalu, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan mereka (kelompok perlawanan dukungan Iran) telah menawarkan untuk mengirim puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah, tetapi ia mengatakan kelompok itu sudah memiliki lebih dari 100.000 pejuang.
"Kami memberi tahu mereka, terima kasih, tetapi kami kewalahan dengan jumlah yang kami miliki," kata Nasrallah.
Nasrallah mengatakan pertempuran dalam bentuknya saat ini hanya menggunakan sebagian dari tenaga kerja Hizbullah, yang tampaknya merujuk pada para pejuang khusus yang menembakkan rudal dan pesawat tanpa awak.
Namun, hal itu dapat berubah jika terjadi perang habis-habisan.
Nasrallah mengisyaratkan kemungkinan itu dalam sebuah pidato pada tahun 2017, di mana ia mengatakan para pejuang dari Iran, Irak, Yaman, Afghanistan, dan Pakistan "akan menjadi mitra" dalam perang semacam itu.