“Polisi harus ikut campur dan segera bertindak untuk mengembalikan ketertiban,” ujar Herzog di X.
“Saya meminta para demonstran untuk meninggalkan markas tentara dan mengizinkan IDF bekerja dan menang.”
Herzog mengklaim dalam beberapa pekan ini Israel tengah menghadapi tantangan perihal keamanan nasional.
“Kita tidak boleh lebih lama lagi membebani tentara dan komandan kita.”
“Mari dukung IDF dan komandannya dan bela mereka melawan semua seruan itu, yang hanya membuat musuh senang.”
Reaksi para pejabat tinggi Israel lainnya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut menyoroti aksi unjuk rasa di markas IDF.
Dia mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta amarah diredam.
Di samping itu, Netanyahu mengecam keras tindakan pengunjuk rasa menerobos markas IDF yang menjadi tempat menahan warga Palestina itu.
Kecaman juga dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
“Bahkan pada situasi marah, hukum berlaku untuk semua orang,” ujar Gallant.
“Kita harus mengizinkan pihak berwenang untuk menjalankan penyelidikan yang diperlukan sambil menjaga kehormatan tentara kita.”
Adapun Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan aksi unjuk rasa oleh para “perusuh” itu membahayakan militer Israel.
“Kami datang ke Beit Lid untuk memastikan tidak terjadi hal yang serius,” ujar Halevi saat berkunjung ke markas itu, dikutip dari The Times of Israel.
“Kedatangan para perusuh itu dan upaya untuk menerobos masuk ke dalam markas adalah tindakan gawat, melanggar hukum, dekat dengan tindakan anarki, membahayakan IDF, keamanan negara, dan upaya perang.”
IDF mengatakan saat ini pihaknya sedang bersiap melancarkan serangan balasan terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon.
Menurut IDF, kerusuhan di markas itu merupakan gangguan besar bagi para tentara Israel.
Halevi bahkan dilaporkan harus menghentikan diskusi penting mengenai serangan Israel demi menangani para perusuh di markas.
(Tribunnews/Febri)