News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ismail Haniyeh Tewas di Teheran usai Hadiri Inagurasi Presiden Iran Baru Masoud Pezeshkian

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengadakan konferensi pers selama kunjungannya ke Dar al-Fatwa, otoritas agama Sunni tertinggi Lebanon, di Beirut pada 22 Juni 2022. Ismail Haniyeh tewas bersama pengawalnya usai menghadiri acara inagurasi terkait pelantikan Presiden Iran yang baru.

Dilansir Aljazeera, peristiwa tewasnya anggota keluarga Haniyeh terjadi pada 25 Juni 2024 lalu ketika Israel melakukan serangan udara di kamp pengungsi Shati di Gaza Utara.

Dalam serangan tersebut, 10 anggota keluarga Haniyeh tewas termasuk saudara perempuannya, Zahr Haniyeh.

"Ada 10 martir ... sebagai akibat dari serangan itu, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh," kata Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Basal.

Haniyeh menuturkan 70 anggota keluarganya tewas itu terjadi sejak perang meletus di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Hal ini diketahui dari pengakuan Haniyeh saat diwawancarai Aljazeera Arabic pada 10 April 2024 lalu.

Ketika itu, Haniyeh menyebut tiga anaknya yang bernama Hazem, Amir, dan Mohammad serta para cucunya tewas karena serangan Israel saat hari raya Idul Fitri di Gaza.

Baca juga: Hamas dan IRGC Sebut Ismail Haniyeh Tewas di Iran karena Serangan Israel

Dia mengungkapkan anak dan cucunya itu berencana untuk berkunjung ke kerabat dalam rangka perayaan Idul Fitri di kamp pengungsian Shati.

Haniyeh pun mengungkapkan saat itu, dengan tewasnya tiga anak dan cucunya, total sudah ada 60 anggota keluarganya yang tewas.

"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kita," ujarnya, seraya menambahkan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan-keponakannya, telah terbunuh sejak dimulainya perang.

Haniyeh pun mengecam kebrutalan Israel yang turut menyasar keluarganya tersebut.

Kendati demikian, saat itu, dia menegaskan pemimpin Hamas tidak akan mundur meski keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

"Tidak diragukan lagi bahwa musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan semangat pembunuhan serta pertumpahan darah, dan tidak mematuhi standar atau hukum apa pun," kata Haniyeh.

"Kami telah melihatnya melanggar segala sesuatu di tanah Gaza. Ada perang pembersihan etnis dan genosida. Ada pengungsian massal," tegasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini