News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Singgung Gaza, Presiden Iran: Jika Kita Tak Miliki Rudal, Israel Akan Mengebom Kapan pun Mereka Mau

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Iran tidak akan pernah menyerah pada program rudalnya, karena membutuhkan pencegahan tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Teheran tidak akan pernah menyerah pada program rudalnya.

Sebab, Iran membutuhkan pencegahan tersebut untuk keamanannya di wilayah di mana musuh bebuyutannya, Israel, mampu “menjatuhkan rudal ke Gaza setiap hari.”

Republik Islam itu selama bertahun-tahun telah menentang seruan Barat untuk membatasi program rudalnya.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya baru-baru ini menuduh Iran mentransfer rudal balistik ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, dan menerapkan sanksi baru terhadap Moskow dan Teheran.

Namun, kedua negara membantah klaim tersebut.

“Jika kita tidak memiliki rudal, mereka akan mengebom kita kapan pun mereka mau, seperti di Gaza,” kata Masoud Pezeshkian, mengacu pada konflik di Gaza antara Israel dan Hamas, dilansir The Times of Israel.

Presiden Iran pun menegaskan kembali sikap resmi Teheran.

Ia menyerukan kepada masyarakat internasional “untuk terlebih dahulu melucuti senjata Israel sebelum mengajukan tuntutan yang sama kepada Iran.”

Pembicaraan Iran dengan AS

Iran dapat mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat (AS) jika Washington menunjukkan "dalam praktik" bahwa mereka tidak memusuhi Republik Islam.

Hal ini disampaikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Senin (16/9/2024).

Baca juga: Iran Rencanakan Deportasi Jutaan Warga Afganistan Secepatnya

Pezeshkian menanggapi pertanyaan pada konferensi pers di Teheran tentang apakah Teheran akan terbuka untuk pembicaraan langsung dengan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Mantan presiden AS Donald Trump mengingkari kesepakatan itu pada tahun 2018, dengan alasan bahwa kesepakatan itu terlalu murah hati bagi Teheran, dan memulihkan sanksi keras AS terhadap Iran, yang mendorong Teheran untuk secara bertahap melanggar batasan nuklir perjanjian tersebut.

"Kami tidak memusuhi AS, mereka harus mengakhiri permusuhan mereka terhadap kami dengan menunjukkan niat baik mereka dalam praktik," kata Pezeshkian, dikutip dari Arab News.

"Kami juga bersaudara dengan orang Amerika," tambah dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini