Sebelumnya dilaporkan virus tersebut terdeteksi dalam sampel limbah di Gaza minggu lalu.
“Meskipun belum ada kasus polio yang tercatat, tanpa tindakan segera, tinggal menunggu waktu sebelum virus ini mulai menjangkiti ribuan anak-anak yang tidak terlindungi,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedris Adhanom Ghebreyesus, dilansir Reuters.
Anak-anak di bawah lima tahun, terutama bayi di bawah 2 tahun, adalah yang paling berisiko terkena penyakit virus tersebut.
Kampanye vaksinasi normal telah terganggu oleh konflik yang sudah berlangsung selama lebih dari sembilan bulan.
Penemuan polio di Gaza semakin mengancam warga Palestina yang terkepung
Dikutip dari USA Today, penemuan virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan, semakin mengancam 2,3 juta warga Palestina di Gaza.
"Kehancuran sistem kesehatan, kurangnya keamanan, hambatan akses, perpindahan penduduk secara terus-menerus, kekurangan pasokan medis, buruknya kualitas air dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk polio,'' kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di platform X.
"Hal ini menimbulkan risiko bagi anak-anak dan menciptakan lingkungan yang sempurna bagi penyebaran penyakit seperti polio," lanjutnya.
Tedros mengatakan organisasi-organisasi bantuan sedang menilai cara untuk membatasi penyebaran virus tersebut, seraya menambahkan bahwa sebelum perang, tingkat vaksinasi polio di Gaza "optimal.''
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)