Sedangkan para pejabat Tel Aviv telah melancarkan upaya tanpa henti, terutama dengan meluncurkan kampanye politik dan media, untuk menghubungkan kegagalan intelijen dan militer mereka dengan Iran, dengan mengatakan operasi seperti itu tidak mungkin dilakukan hanya oleh pejuang Hamas.
2. Referendum: Sikap Teheran terhadap isu Palestina
Teheran telah melakukan upaya konstruktif di tingkat bilateral, regional, dan internasional untuk mengakhiri perang yang menindas terhadap warga Gaza sejak 7 Oktober.
Pada tanggal 12 November, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengulangi seruan Teheran untuk mengadakan referendum dengan partisipasi semua warga Palestina sebagai solusi politik berprinsip untuk masalah Israel-Palestina.
Merujuk pada pertemuan puncak Arab-OKI yang diselenggarakan di Riyadh, Amir Abdollahian menyoroti usulan (mendiang) Presiden Ebrahim Raisi seperti mencabut blokade di wilayah kantong tersebut, mengadakan pengadilan untuk para penjahat perang Zionis, dan memaksa rezim beserta pendukung Baratnya untuk menghentikan agresi brutal dan genosida, membentuk dana khusus untuk segera membangun kembali Gaza, serta mengirimkan konvoi bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar.
Menekankan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri dalam pertemuan dengan para duta besar asing dan pimpinan serta perwakilan organisasi internasional yang bertempat tinggal di Teheran pada akhir November, Kepala Aparat Diplomasi Iran mengatakan “referendum” memberikan solusi terbaik bagi krisis Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Baca juga: Ismail Haniyeh
Menolak gagasan dua pemerintahan untuk menyelesaikan masalah Palestina, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik Ali Bagheri Kani juga mengatakan referendum menghadirkan “satu-satunya solusi” untuk masalah Palestina.
Minggu lalu, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amir Saeed Iravani, menggemakan penekanan Teheran pada posisi berprinsipnya, yakni “menggelar referendum dengan partisipasi seluruh warga Palestina”.
3. Dukungan Teheran terhadap Palestina bersifat spiritual, bukan militer
Sejak dini hari Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa, pejabat Iran dengan jelas menyatakan bahwa Teheran telah mengakui hak warga Palestina untuk membela diri.
Mereka juga menggambarkan dukungan terhadap bangsa Palestina "sebagai dukungan terhadap kaum tertindas."
Hamas, melalui rekaman yang dirilis, telah membuktikan bahwa tanpa diketahui oleh badan mata-mata Barat dan Israel, Hamas telah mempersiapkan diri untuk operasi tersebut. Oleh karena itu, Hamas dapat membela perjuangan Palestina tanpa dukungan militer dari Teheran.
Selain itu, menurut pernyataan pejabat AS, Iran tidak mendukung Hamas dalam Operasi Penyerbuan.
4. Hamas gambarkan Israel yang ringkih
Dengan menerobos perbatasan ke Israel dari Jalur Gaza melalui darat, udara, dan laut, serta menembakkan roket ke Tel-Aviv, para pejuang Hamas menggambarkan kerentanan Israel.
Dalam upaya untuk mendapatkan kembali reputasinya yang rusak, tentara Israel yang arogan melancarkan invasi darat ke dalam Jalur Gaza setelah melakukan pemboman di wilayah kecil tersebut.
Angkatan Darat Israel, yang didukung oleh orang-orang Barat termasuk perwira tinggi AS, telah menemui jalan buntu.
Perang dengan Hamas tampaknya seperti perang yang tidak pernah berakhir bagi Tel Aviv.