Hal ini mengindikasikan bahwa Israel tidak berencana untuk melakukan serangan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Channel 12 Israel mengutip seorang pejabat mengatakan bahwa Israel tidak menginginkan perang habis-habisan.
Media Israel melaporkan bahwa, tergantung pada reaksi Hizbullah, militer menganggap serangan Beirut sebagai respons terakhir terhadap serangan Dataran Tinggi Golan.
Militer Israel mengatakan ada sekitar 25 roket yang diluncurkan dari Lebanon selatan ke Israel utara sepanjang hari.
Petugas medis melaporkan seorang pria berusia 30 tahun di komunitas koperasi Kibbutz Hagoshrim tewas.
Baca juga: Israel Klaim Bunuh Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut saat Nasibnya Belum Diketahui
Banyak Mendapat Kecaman
Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan bahwa serangan itu merupakan "pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional", dikutip dari TASS.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintahnya mengutuk serangan tersebut dan berencana untuk mengajukan keluhan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Kami tidak menduga mereka akan menyerang Beirut dan mereka malah menyerang Beirut," katanya, dikutip dari The Jerusalem Post.
Ia berharap tanggapan apa pun dari Hizbullah "akan proporsional dan tidak lebih dari itu, sehingga gelombang pembunuhan, serangan, dan penembakan ini akan berhenti".
Kelompok Houthi yang didukung Iran mengecam “agresi Zionis” yang menurut mereka menargetkan “warga sipil dan fasilitas sipil dalam pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Lebanon dan hukum humaniter internasional”.
Suriah dan Iran juga mengutuk serangan itu.
Baca juga: Lebanon Siaga, Hizbullah Siap Pasang Badan Bakal Serbu Galilea jika Israel Lakukan Serangan
Sementara Hamas menyebut serangan balasan IDF merupakan eskalasi berbahaya.
Kelompok proksi Iran Hamas, yang beroperasi di Lebanon dan Gaza mengatakan pihaknya mengutuk keras agresi brutal Israel terhadap Lebanon.
"Kami menganggapnya sebagai eskalasi berbahaya yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pendudukan Nazi-Zionis," katanya.
Serangan itu terjadi saat Hamas dan Israel sedang merundingkan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.
(Tribunnews.com/Whiesa)