News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran Iran, Israel Dicurigai jadi Dalang Pembunuhan

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Kecurigaan tertuju pada Israel, yang bersumpah untuk membunuh Ismail Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran.

Kabar kematian Ismail Haniyeh ini disampaikan Garda Revolusi paramiliter Iran pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat.

Dilansir AP News, tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu.

Namun, kecurigaan langsung tertuju pada Israel, yang telah bersumpah untuk membunuh Ismail Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober di Israel.

Ismail Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Selasa.

Iran tidak memberikan keterangan lebih rinci tentang bagaimana Ismail Haniyeh terbunuh.

Garda Revolusi mengatakan serangan itu sedang diselidiki.

Analis di televisi pemerintah Iran juga segera menyalahkan Israel atas serangan itu.

Israel sendiri tidak langsung berkomentar, tetapi sering kali tidak demikian halnya jika menyangkut pembunuhan yang dilakukan oleh badan intelijen mereka, Mossad.

Ismail Haniyeh Disergap

Televisi pemerintah Iran mengumumkan pembunuhan itu pada Rabu pagi dan dikonfirmasi oleh Hamas.

Baca juga: Kronologi Israel Bunuh Bos Hamas Ismail Haniyeh di Iran, Diserang Rudal saat Tidur

Garda Revolusi mengatakan, Ismail Haniyeh dan seorang penjaga keamanan telah disergap di tempat tinggal mereka.

Diberitakan Arab News, Israel telah berjanji akan memusnahkan Hamas setelah kelompok itu melakukan serangan mematikan ke permukiman di luar Jalur Gaza pada 7 Oktober.

Israel segera melancarkan serangan militer yang menghancurkan di Gaza yang menewaskan lebih dari 40.000 orang, sebagian besar warga sipil.

Kedua belah pihak telah mencoba merundingkan perjanjian pembebasan sandera, yang akan mencakup penghentian pertempuran, dengan bantuan AS dan negosiator regional.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini