News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Reaksi Dunia atas Pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Turki: Tidak Ada Niat Damai

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Garda Revolusi Iran (IRGC) membenarkan kabar pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran. Berikut ini reaksi sejumlah pemimpin dunia atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024) pagi.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini reaksi sejumlah pemimpin dunia atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024) pagi.

Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas ketika kediaman mereka di Teheran diserang Israel dengan rudal.

Kematiannya telah dikonfirmasi dalam pernyataan terpisah oleh kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza dan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

Berikut beberapa reaksi atas kematian Haniyeh :

1. Juru Bicara Senior Organisasi Palestina Hamas, Sami Abu Zuhri

“Pembunuhan saudara Haniyeh oleh pendudukan Israel ini merupakan eskalasi serius yang bertujuan untuk menghancurkan keinginan Hamas dan keinginan rakyat kami serta mencapai tujuan palsum"

"Kami tegaskan bahwa eskalasi ini akan gagal mencapai tujuannya,"

Baginya, Hamas adalah sebuah konsep dan lembaga, bukan orang.

"Hamas akan terus berada di jalur ini tanpa mempedulikan pengorbanan yang harus dilakukan dan kami yakin akan kemenangan.”

2. Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Muhammad al-Hindi

Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Muhammad al-Hindi berkata: “Pembunuhan ini tidak hanya ditujukan kepada perlawanan Palestina dan Hamas, khususnya, tetapi juga ditujukan kepada Iran,"

"Israel berada di ambang kehancuran, dan reaksinya mencerminkan kebingungan dan ketidakmampuan untuk mencapai tujuannya. Israel menghadapi perlawanan seperti itu untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.”

Baca juga: Ismail Haniyeh

3. Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu

Menurut Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu, ini adalah cara yang tepat untuk membersihkan dunia dari kotoran.

"Tidak ada lagi perjanjian damai/penyerahan yang dibuat-buat. Tidak ada lagi belas kasihan,"

"Tangan besi yang akan menyerang mereka adalah tangan yang akan membawa kedamaian dan sedikit kenyamanan serta memperkuat kemampuan kita untuk hidup damai dengan mereka yang menginginkan perdamaian. Kematian Haniyeh membuat dunia sedikit lebih baik.”

4. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani

“Kemartiran Haniyeh di Teheran akan memperkuat ikatan yang dalam dan tak terpatahkan antara Teheran, Palestina, dan perlawanan,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menurut media pemerintah Iran.

lihat foto Kepala Hamas Ismail Haniyeh Tinggalkan Jalur Gaza Tahun 2019, Menetap di Qatar, Terbunuh di Iran
5. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan tersebut.

Ia menyebutnya sebagai "tindakan pengecut dan perkembangan yang berbahaya", menurut pernyataan dari kantor berita resmi Wafa.

Presiden juga meminta warga Palestina untuk bersatu dan "bersabar serta tabah menghadapi pendudukan Israel".

6. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov menyebut bahwa kematian Haniyeh adalah pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima.

"Akan menyebabkan peningkatan ketegangan lebih lanjut," katanya.

7. Kepala Komite Revolusioner Tertinggi Houthi Yaman, Mohammed Ali al-Houthi

“Menargetkan Ismail Haniyeh merupakan kejahatan teroris yang keji dan pelanggaran hukum serta nilai-nilai ideal yang nyata.”

8. Turki

Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan berkata jika Pembunuhan Haniyeh menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu di Israel tidak memiliki niat untuk mencapai perdamaian.

“(Kawasan) ini akan menghadapi konflik yang jauh lebih besar jika [masyarakat] internasional tidak mengambil tindakan untuk menghentikan Israel," kata Kementerian.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini