TRIBUNNEWS.COM - Al Jazeera dengan tegas menolak tuduhan “tak berdasar” Israel bahwa koresponden jaringan tersebut Ismail al-Ghoul, yang tewas dalam serangan Israel di Gaza, adalah seorang anggota Hamas.
Jaringan yang berpusat di Doha itu mengatakan kalau tuduhan yang disampaikan Israel tanpa bukti tersebut merupakan upaya untuk membenarkan "pembunuhan yang disengaja" terhadap al-Ghoul dan rekannya, juru kamera Rami al-Rifi.
Kedua wartawan tersebut tewas dalam serangan udara langsung Israel terhadap mobil yang mereka tumpangi di kamp pengungsi Shati di Gaza utara pada hari Rabu (31/7/2024).
Al Jazeera Media Network mengatakan tuduhan terhadap al-Ghoul "menyoroti sejarah panjang Israel dalam rekayasa dan bukti palsu yang digunakan untuk menutupi kejahatan kejamnya".
Jaringan berita tersebut juga menggarisbawahi bahwa Israel melarang jurnalis internasional memasuki Gaza.
“Selain itu, pasukan pendudukan Israel sebelumnya telah menculik Ismail pada tanggal 18 Maret 2024, selama penggerebekan mereka di Rumah Sakit al-Shifa, menahannya selama beberapa waktu sebelum dibebaskan, yang membantah dan menepis klaim palsu mereka tentang afiliasinya dengan organisasi mana pun,” imbuh jaringan tersebut.
Koresponden yang dibunuh itu mengatakan saat itu, Pasukan Israel menahannya bersama wartawan lain dan memaksa mereka berbaring tengkurap sambil ditutup matanya dan tangannya diikat selama beberapa jam.
“Ismail bergabung dengan Al Jazeera pada November 2023, mendedikasikan seluruh waktu dan upayanya untuk meliput perang di Gaza, mendokumentasikan kekejaman pasukan Israel di Kota Gaza, dan melaporkan penderitaan tak terhitung yang dialami warga Palestina di Gaza,” kata Al Jazeera Media Network pada hari Kamis (1/8/2024).
“Al Jazeera Media Network menyerukan penyelidikan internasional yang independen terhadap kejahatan brutal dan kejam yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap jurnalis dan stafnya sejak dimulainya perang di Gaza.”
Sengaja targetkan Ismail al-Ghoul
Dalam pernyataannya, tentara Israel tampaknya mengonfirmasi bahwa mereka sengaja menargetkan al-Ghoul.
Baca juga: Israel Akui Bunuh Ismail Al-Ghoul, Tuding Jurnalis Al-Jazeera Itu Anggota Hamas
Yang lebih keji, Israel dengan 'bangga' menyebut bahwa jurnalis tersebut telah “dihilangkan”.
“Sebagai bagian dari perannya di sayap militer, al-Ghoul memberi instruksi kepada operator lain tentang cara merekam operasi dan secara aktif terlibat dalam perekaman dan publikasi serangan terhadap pasukan (Israel),” kata militer Israel.
“Aktivitasnya di lapangan merupakan bagian penting dari aktivitas militer Hamas," klaim mereka.
Sejak pecahnya perang di Gaza, Israel telah menuduh – sebagian besar tanpa bukti – bahwa serangannya terhadap warga Palestina adalah bagian dari kampanye melawan Hamas.