News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bantah Bunuh Ismail Haniyeh, tapi Akui Serang Deif dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara IOF, Daniel Hagari, saat berbicara di hadapan awak media pada 18 Oktober 2023. --- Israel membantah membunuh Ismail Haniyeh, tapi mengakui militernya menyerang Fuad Shukr dan Muhammad Deif.

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, membantah berita bahwa Israel adalah dalang pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, ketika ia beristirahat dalam kunjungannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Sejumlah media Iran mengatakan Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan rudal berpemandu yang menghantam kamarnya bersama rekannya, Wassim Abu Shaaban, yang juga tewas dalam serangan itu.

Sementara itu, media New York Times melaporkan bahwa Ismail Haniyeh tewas dalam ledakan bom yang ditanam Israel di kamar tersebut dua bulan sebelumnya.

New York Times lalu menanyakan hal tersebut kepada Daniel Hagari soal terbunuhnya Ismail Haniyeh akibat ledakan bom yang ditanam di gedung tempat dia menginap.

“Tentara Israel menyerang pada hari Selasa malam di Lebanon dan membunuh Fuad Shukr dalam serangan udara yang tepat, dan tidak ada serangan udara lainnya pada malam itu, tidak ada rudal atau drone," kata Daniel Hagari, Kamis (1/8/2024).

Daniel Hagari menegaskan bahwa Israel hanya membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam dan Komandan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Muhammad Deif dalam serangan di Khan Yunis pada Juli lalu.

“Kami berhasil membunuh Muhammad Al-Deif, perencana serangan Banjir Al-Aqsa," katanya.

Daniel Hagari menekankan tujuan perang adalah untuk membongkar dan melenyapkan Hamas, dan menargetkan Fuad Shukr adalah bagian dari rencana tersebut.

Ia mengatakan situasi keamanan Israel sedang terancam setelah tiga berita kematian itu.

“Tentara Israel dalam siaga penuh dalam pertahanan dan serangan, dan kami memiliki rencana untuk menyerang dalam waktu dekat," katanya.

Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), langsung mengirim kapal perangnya ke Israel untuk mengantisipasi meledaknya perang yang lebih besar yang menargetkan Israel.

Baca juga: Iran akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Netanyahu Ingatkan Risiko Serang Israel

"Sekutu Israel akan meningkatkan pasukan mereka di wilayah tersebut untuk membantu kita melawan musuh-musuh kita," katanya.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Sementara itu, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.400 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (30/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini