TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah meluncurkan puluhan roket Katyusha ke Israel, Sabtu (3/8/2024).
Ini adalah sebuah eskalasi terbaru dalam serangkaian serangan yang dilakukan Hizbullah untuk mendukung rakyat Palestina dalam perangnya di Gaza.
Channel 14 Israel melaporkan bahwa sedikitnya 50 roket ditembakkan ke Galilea Atas.
Sementara menurut laporan jaringan berita Al-Manar Lebanon pada Minggu (4/8/2024) pagi, serangkaian roket diluncurkan dari Lebanon selatan terhadap wilayah Al-Jalil di Palestina utara yang diduduki serta Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki.
Kelompok militan yang didukung Iran itu mengatakan serangan terakhirnya terhadap Beit Hillel di Israel utara merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap Kfar Kela dan Deir Siriane di Lebanon yang mengakibatkan terlukanya sejumlah warga sipil.
Sirene peringatan dibunyikan di 15 kota yang diduduki di Palestina dan Golan yang diduduki, menurut beberapa media.
Rezim Zionis belum mengonfirmasi serangan atau kemungkinan kerusakan dan korban.
Namun, medianya telah melaporkan bahwa sejumlah roket menghantam Beit Hillel, sebuah wilayah yang menampung pangkalan militer di utara Palestina yang diduduki dan menyebabkan kebakaran.
Beberapa sumber melaporkan, sedikitnya 50 roket ditembakkan ke wilayah Al-Jalil di wilayah utara Palestina yang diduduki.
Hizbullah telah melancarkan beberapa serangan semacam itu terhadap sasaran-sasaran Zionis di wilayah-wilayah pendudukan dalam beberapa bulan terakhir.
Hamas dan Iran telah bersumpah untuk membalas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di iIbu Kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024).
Sementara Hizbullah berjanji untuk menanggapi pembunuhan komandannya, Faud Shukr di Beirut.
Baca juga: Warga Israel Mulai Cemas & Takut Keluar Rumah, Jika Iran dan Hizbullah Menyerang Negara Itu
Tak dapat dipungkiri seluruh dunia semakin khawatir dengan kemungkinan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah bisa saja meletus di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Eskalasi ini terjadi dengan latar belakang serangan Israel terhadap Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina sejak Oktober, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.