News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hizbullah Serang Markas Militer Israel di Galilea Atas, Beberapa Tentara Terluka

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto tak bertanggal menunjukkan serangan Hizbullah terhadap wilayah pendudukan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah mengumumkan kelompoknya telah berhasil menargetkan markas militer Israel di wilayah Palestina utara yang diduduki, dengan satu skuadron pesawat nirawak.

Mengutip PressTV, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/8/2024) dini hari bahwa serangan udara dilancarkan dari Lebanon terhadap Divisi ke-91 Israel yang baru didirikan di Barak Elit, yang terletak di wilayah Galilea Atas.

Hizbullah menargetkan markas dan permukiman para perwira dan prajurit, menyerang mereka secara langsung dan mengakibatkan sejumlah orang tewas dan terluka.

Serangan tersebut dilakukan untuk mendukung Gaza sekaligus sebagai balasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap anggotanya selama serangan di beberapa kota di Lebanon.

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, Hizbullah dan militer rezim saling tembak di sepanjang perbatasan selatan Lebanon.

Pada hari Minggu (4/8/2024), Hizbullah juga menembakkan puluhan roket ke sisi utara wilayah pendudukan Israel, untuk membalas serangan mematikan Israel yang sebelumnya menargetkan bagian selatan Lebanon.

Hizbullah menembakkan lebih dari 50 roket ke pemukiman Beit Hillel di wilayah Galilea Atas, yang memicu kebakaran di sana, demikian dilaporkan berbagai media Israel.

Israel telah melancarkan sejumlah serangan sporadis terhadap Lebanon selatan sejak 7 Oktober 2023.

Panglima Hizbullah, Fuad Shukr (kiri), dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. (Kolase Tribunnews, X/Al-Quds)

Serangan paling berani yang dilakukan Israel yakni membunuh Fuad Shukr, seorang komandan militer senior Hizbullah dan penasihat Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, pada hari Selasa (30/7/2024).

Rezim Israel juga membunuh Ismail Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran.

Kepala Hamas tersebut dibunuh bersama pengawalnya, yang diidentifikasi sebagai Wasim Abu Shaaban.

Baca juga: Israel Terancam Krisis Pangan Jika Roket Hizbullah Hancurkan Pelabuhan Haifa

Pada hari Kamis, Nasrallah mengatakan bahwa pertempuran melawan Israel telah memasuki “fase baru” setelah pembunuhan terhadap Fuad Shukr dan Ismail Haniyeh.

Nasrallah mengatakan Israel telah “melewati batas merah” dengan melakukan pembunuhan tersebut.

Akibatnya Israel harus menghadapi kemarahan dan balas dendam di semua lini.

Israel Siaga Tinggi

Mengutip The Jerusalem Post Minggu (4/8/2024), beberapa pejabat Iran bersumpah bahwa mereka akan membalas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Israel kini sedang siaga tinggi menantikan potensi serangan.

Amerika Serikat juga mengirim pasukan tambahan ke wilayah tersebut.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan pada hari Sabtu bahwa balas dendam akan dilakukan secara serius dan pada waktu, tempat, dan cara yang tepat.

Selain itu, kelompok Hizbullah dari Lebanon, dilaporkan telah memutuskan untuk meningkatkan target serangannya sebagai respons atas pembunuhan komandannya, Fuad Shukr.

"Sampai saat ini, Hizbullah dan rezim [Zionis], dalam kesepahaman yang tidak tertulis, secara praktis mematuhi batasan-batasan tertentu dalam operasi militer mereka, yang berarti membatasi tindakan mereka pada wilayah perbatasan dan zona-zona dangkal, dengan sasaran utama militer,” kata juru bicara delegasi Iran untuk PBB kepada CBS News.

“Namun, serangan rezim terhadap Dahieh di Beirut dan penargetan sebuah bangunan perumahan menandai penyimpangan dari batas-batas ini,” kata juru bicara tersebut.

“Kami mengantisipasi bahwa, dalam tanggapannya, Hizbullah akan memilih target yang lebih luas dan lebih dalam, dan tidak akan membatasi dirinya hanya pada target dan sarana militer.”

Balasan yang Lebih Besar dari Serangan 13 April

Sementara itu, seorang pejabat Israel mengatakan kepada CBS News bahwa meskipun serangan Iran pada 13 April lalu berhasil digagalkan, Israel mengantisipasi pembalasan yang "lebih agresif" kali ini, yakni pembalasan yang dapat meluas ke kepentingan Israel di luar negeri.

Militer AS mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah, ujar Pentagon mengatakan pada hari Jumat.

AS berupaya untuk memperkuat pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah.

Baca juga: Roket Katyusha Hizbullah Hujani Zionis di Wilayah Pendudukan, Sirene Peringatan Meraung di 15 Kota

AS bersiap menghadapi Iran yang akan menepati janjinya untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah menyetujui pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut tambahan – yang dapat menembak jatuh rudal balistik – ke Timur Tengah dan Eropa.

AS juga mengirim satu skuadron jet tempur tambahan ke Timur Tengah.

"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan Pentagon menambahkan bahwa mereka akan meningkatkan kesiapan untuk mengerahkan lebih banyak pertahanan rudal balistik berbasis darat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini