Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan di Inggris semakin meluas di berbagai penjuru kota hingga Minggu (4/8/2024).
Kerusuhan yang dipicu pembunuhan tiga orang anak muda di barat laut Inggris dan berujung pada aksi protes anti-imigran ini disebut jadi yang terbesar sejak 13 tahun lalu.
Baca juga: Ekstrimis Sayap Kanan Inggris Menggila, Jarah Pertokoan Bakar Hotel Gara-gara Termakan Hoaks
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mencatat jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang tersebar di beberapa kota di Inggris antara lain, Sunderland 18 orang, Manchester 532 orang, Kota Leeds 467 orang, Kota Nottingham 290 orang WNI.
Kemudian Kota Bristol tercatat ada 228 WNI, Liverpool 134 orang, di London sebanyak 3.279 orang. Secara total jumlah WNI di Inggris sebesae 4.948 orang.
Baca juga: Kerusuhan di Inggris Terus Meningkat, Malaysia Minta Warganya di Britania Hindari Pusat Keramaian
Adapun berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia di Inggris, tidak ada WNI yang jadi korban kerusuhan.
"Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha, Senin (5/8/2024).
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London juga telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI yang berada Inggris Raya dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan, serta menahan diri bepergian keluar rumah jika bukan untuk keperluan mendesak.
"Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah," ujar Judha.
Para WNI diminta menghindari kerumunan massa dan wilayah yang punya potensi jadi lokasi berkumpul para demonstran. Jika dalam keadaan darurat, diminta segera menghubungi hotline kekonsuleran KBRI pada nomor +447795105477 atau +447425648007 atau nomor darurat setempat, 112 atau 999.
Kerusuhan di Inggris meluas usai peristiwa pembunuhan tiga anak muda disusupi isu hoaks dari para kelompok anti-imigran. Mereka menyebar informasi bahwa tersangka penikaman pada sebuah kelas dansa di Southport yakni imigran Muslim radikal.
Baca juga: Mantan PM Rishi Sunak Kecam Kerusuhan di Inggris: Mereka Harus Hadapi Hukuman Berat
Polisi mengonfirmasi bahwa tersangka bernama Axel Rudakubana (17) kelahiran Inggris. Namun kelompok anti-imigran tetap melancarkan aksi protesnya yang berujung pembakaran, penjarahan hingga kekerasan.
Terjadi lempar melempar botol antara kelompok anti-imigran dengan kelompok penentang rasisme di Liverpool, Briston, Hull dan Belfast.