TRIBUNNEWS.COM, AS - Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim tidak memiliki informasi rahasia mengenai potensi serangan Iran ke Israel.
Tetapi dia yakin serangan Iran ke Israel bisa terjadi pada malam ini.
Dalam siaran langsung dari Mar-a-Lago, Donald Trump mengatakan kepada gamer dan streamer Adin Ross bahwa dia mendengar akan ada serangan terhadap Israel pada Senin malam waktu AS.
Trump mengatakan ia mendengarnya "melalui gelombang yang sama" dan bukan dari informasi rahasia.
Meski ia tidak menyebutkan secara spesifik dari mana ia memperoleh informasi tersebut.
"Saya mendengar akan ada serangan malam ini oleh Iran , Israel akan diserang malam ini, saya katakan sekarang juga saya mendengarnya melalui gelombang yang sama, tidak ada informasi rahasia," ujarnya dikutip pada Selasa (6/8/2024) waktu Indonesia.
"Jika saya menjadi presiden, tak seorang pun akan membicarakan kata itu karena itu tidak akan terjadi, 100 persen - tetapi ketika Anda memiliki [Nancy] Pelosi , Anda memiliki [Adam] Schiff, Anda memiliki semua orang ini, maksud saya ketika Anda memiliki orang-orang seperti [Chuck] Schumer," kata Trump.
Baca juga: Pasukan Elite China Pamerkan Drone Baru yang Sangat Mirip Burung Pipit
Joe Biden: Belum Jelas Infonya
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberitahu oleh tim keamanan nasional mengatakan bahwa masih belum jelas kapan Iran dan Hizbullah akan melancarkan serangan terhadap Israel, menurut seorang pejabat AS.
Laporan telah menunjukkan bahwa pembalasan Iran atau Hizbullah atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh dan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr diperkirakan akan segera terjadi, meskipun Iran menyimpan rahasia tersebut.
Biden dan Harris juga diberi tahu bahwa hanya ada sedikit informasi yang tersedia mengenai “detail serangan semacam itu,” menurut pejabat AS tersebut.
Jenderal Iran: Serangan ke Israel Tidak Bisa Diprediksi dan akan Mengejutkan
Sebelumnya, Jenderal Hossein Taeb, yang saat ini menjadi penasihat panglima tertinggi Garda Revolusi Iran (IRGC), mengatakan bentuk balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tidak akan dapat diprediksi dan mengejutkan.
Hossein Taeb menyampaikan pernyataan tersebut selama pertemuan dengan pejabat dan anggota pasukan Basij di kota suci Mashhad, pada Minggu (4/8/2024) seperti dikutip dari TehranTimes.
Mantan Kepala Intelijen IRGC ini menekankan bahwa balas dendam terhadap Israel akan dilaksanakan melalui perancangan skenario baru dan mengejutkan.
Menurut dia musuh-musuh Revolusi Islam Iran harus memahami bahwa Iran selalu siap menghadapi ancaman dan mempertahankan hak-haknya.
Terkait upaya Netanyahu untuk mendapatkan dukungan Amerika Serikat (AS) dengan menekankan ancaman militer yang melibatkan Lebanon dan Iran, Taeb menekankan “Setiap konflik baru di kawasan tersebut hanya akan memperburuk tekanan dan tantangan internal bagi Amerika Serikat.”
Karena alasan ini, menurut dia, upaya Presiden AS Joe Biden untuk membujuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuju solusi diplomatik sejauh ini tidak membuahkan hasil.
“Meskipun Netanyahu yakin ia dapat menyeret AS ke dalam perang, Amerika tidak mengizinkannya melakukannya. Politisi Amerika hanya memberikan lampu hijau terbatas untuk menargetkan komandan Hizbullah dan Hamas. Namun, Netanyahu berusaha mengubah tindakan terbatas ini menjadi perang regional, yang menghadapi pertentangan keras dari AS”
Ta'eb menegaskan Netanyahu dan para penentangnya sama-sama meyakini bahwa Israel berada di ambang kehancuran dan jika situasi terus berlanjut maka pemerintahan Netanyahu mungkin akan berakhir pada tahun 2028.
"Netanyahu dan faksi-faksi sayap kanan dan konservatif semuanya memiliki pandangan yang sama bahwa Israel tidak akan mampu bertahan hingga ulang tahunnya yang ke-80 dan harus mencari solusi baru untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada di depan.”
Netanyahu Siap Hadapi Skenario Perang Iran
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya siap untuk apa pun dan akan membalas dengan keras jika diserang Iran.
"Kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara ofensif maupun defensif," kata Netanyahu, Minggu (4/8/2024), mengawali pertemuan kabinet mingguan di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem.
Seperti diketahui, Iran mengancam akan menyerang Israel sebagai balasan setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran pada hari Rabu, sehari setelah komandan senior Hizbullah Fuad Shukr terbunuh di Beirut.
Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr tetapi belum memberikan komentar resmi tentang Haniyeh, yang kematiannya disalahkan kepada Israel.
"Negara Israel tengah berperang melawan poros kejahatan Iran," kata Netanyahu dikutip dari Times of Israel.
"Kami menyerang setiap lengannya dengan kekuatan besar."
"Saya tegaskan dan katakan kepada musuh-musuh kami. Kami akan membalas dan akan menuntut harga yang mahal atas setiap tindakan agresi terhadap kami, dari pihak mana pun," kata Netanyahu.