Media Israel: Bom Dipasang di Bawah Ranjang Ismail Haniyeh Oleh 2 Rekrutan Mossad di Garda Revolusi Iran
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel kembali menggaungkan skenario pembunuhan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, 31 Juli 2024 silam merupakan 'inside job', dilakukan oleh orang dalam pihak keamanan Iran.
Sebuah alat peledak diletakkan di bawah tempat tidur pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh dua orang Iran yang direkrut oleh badan mata-mata Israel Mossad, demikian yang diklaim oleh laporan media Israel.
Baca juga: Pejabat Amerika: Iran Sedang Memindahkan Peluncur Rudal, Serangan ke Israel Makin Dekat
Menurut Jewish Chronicle, dua orang Iran yang terlibat adalah anggota unit keamanan Ansar Al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), unit khusus yang bertanggung jawab untuk melindungi gedung dan tamu-tamunya.
“Orang-orang Iran sendiri menyadari hal ini setelah pembunuhan itu, ketika para penjaga terlihat dalam rekaman kamera keamanan pada hari pembunuhan itu bergerak diam-diam di lorong menuju kamar tempat Haniyeh berencana untuk tinggal, membuka pintu dengan kunci dan memasuki kamar itu,” kata laporan di surat kabar pro-Israel itu dilansir Memo, Rabu (7/8/2024).
“Tiga menit kemudian para penjaga (yang masing-masing ditawari sejumlah uang enam digit serta relokasi langsung ke negara Eropa utara) terekam kamera dengan tenang meninggalkan ruangan, menuruni tangga menuju pintu masuk utama gedung, pergi dan kemudian masuk ke dalam mobil hitam.”
Petugas parkir mobil mengidentifikasi mereka dan membuka gerbang tanpa bertanya apa pun dan, satu jam kemudian, mereka dievakuasi dari Iran oleh Mossad, katanya.
Setelah memutuskan untuk melanjutkan pembunuhan Haniyeh, Mossad mencari saat yang tepat untuk melaksanakan rencana tersebut.
Baca juga: Iran Belum Menyerang, Israel Sudah Jebol Miliaran Dolar: Biaya Super-Mahal untuk Bantuan Perang AS
Saat itu Haniyeh menerima undangan ke Teheran untuk pelantikan Presiden Iran baru Masoud Pezeshkian.
“Mossad, dengan bantuan unit intelijen 8200 (unit Pasukan Pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas operasi rahasia), menyadap panggilan telepon antara penyelenggara pelantikan dan tamu undangan,” kata laporan Jewish Chronicle.
“Ketika Haniyeh mengonfirmasi kedatangannya, Mossad mulai melaksanakan rencana tersebut; melenyapkan Haniyeh di wisma tamu tempat ia biasa menginap selama kunjungannya ke Teheran.”
Pihak IRGC membantah keras laporan sejenis ini yang sebelumnya juga digemakan surat kabar Amerika Serikat (AS), The New York Post.
IRGC menegaskan, Haniyeh terbunuh oleh ledakan yang bersumber dari proyektil rudal.
Sejak mengumumkan hal itu, IRGC menyatakan akan membalas serangan di Teheran tersebut.
Baca juga: Garda Revolusi Iran Sebut Kapan akan Serang Israel, Haniyeh Dibunuh Rudal Seberat 7 Kg
Ketegangan meningkat di Timur Tengah menyusul pembunuhan kepala politik Hamas pada 31 Juli di ibu kota Iran, Teheran, serta pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di Beirut.
Hamas dan Iran menuduh Israel atas pembunuhan Haniyeh, sementara Tel Aviv tidak membenarkan atau membantah tanggung jawabnya.
Iran bersumpah untuk memberikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan atas pembunuhan politik di wilayahnya. Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan membalas setelah Israel membunuh Shukr dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Eskalasi terjadi di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, terutama wanita dan anak-anak, sejak Oktober tahun lalu.
(oln/memo/*)