Dilansir DW, Hizbullah adalah sebuah gerakan politik Syiah yang berpusat di Lebanon.
Hizbullah didirikan saat invasi Israel ke Lebanon pada 1982.
Kelompok ini memiliki sayap militer yang kuat dan dikenal sebagai salah satu aktor non-negara yang paling bersenjata lengkap di dunia.
Pada 2021, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengklaim mereka memiliki 100.000 pejuang.
Namun, para ahli percaya jumlah itu berlebihan.
Ahli memperkirakan kekuatan Hizbullah sebenarnya adalah antara 15.000 dan 20.000 prajurit terlatih, dengan potensi hingga 30.000 jika memperhitungkan tentara cadangan.
Iran, pendukung utama Hizbullah, dilaporkan telah memasok banyak senjata kepada kelompok tersebut, termasuk roket jarak jauh dan lebih presisi yang mampu menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur Israel.
Namun, sebagian besar persenjataan Hizbullah terdiri dari roket artileri permukaan-ke-permukaan yang kecil, portabel, dan tidak berpemandu.
Jumlah senjata yang dimiliki kelompok tersebut juga dapat membuat repot pasukan Israel.
Misalnya, Hizbullah dapat mengerahkan segerombolan pesawat tanpa awak secara bersamaan terhadap satu target untuk membuat sistem pertahanan udara Israel kewalahan.
Baca juga: Hizbullah Beri Ucapan Selamat pada Yahya Sinwar atas Terpilihnya sebagai Pemimpin Hamas Baru
Selain itu, Hizbullah memiliki sistem pertahanan seperti SA-22 Rusia, yang dapat menargetkan pesawat, helikopter, rudal balistik dan jelajah, serta pesawat tanpa awak.
Aset-aset ini menimbulkan tantangan besar bagi militer Israel, yang sangat bergantung pada keunggulan udaranya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)