Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Konflik Timur Tengah yang memanas memaksa pemerintah Amerika Serikat (AS) turun tangan, mengirimkan pasukan lengkap dengan senjata perang ke wilayah Israel untuk menangkis serangan musuh.
Terbaru AS dilaporkan telah mengirimkan 4.000 pasukan militer dan 12 armada perang laut di wilayah itu, termasuk salah satunya kapal induk USS Theodore Roosevelt.
Pemerintah AS berdalih pengiriman tersebut dilakukan untuk melindungi pertahanan Tel Aviv pasca Iran mengancam akan melakukan serangan balasan ke Israel yang dituding jadi dalang pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr.
Akan tetapi pengiriman pasukan ini mendapat kecaman dari warga AS, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Chicago Council on Global Affairs hampir 55 persen warga AS menentang pengiriman pasukan untuk membela Israel jika negara itu diserang oleh negara-negara tetangganya.
Baca juga: UNICEF Kirim 65 Ton Obat dan Alat Medis ke Lebanon, Antisipasi Perang Hizbullah Vs Israel Meletus
“Jajak pendapat menunjukkan adanya penurunan dukungan warga Amerika untuk mengirim pasukan AS guna membela Israel sejak perang di Gaza, 55 persen warga Amerika menentang pengiriman pasukan AS untuk membela Israel, sementara 41 persen mendukung hal itu,” ujar laporan Chicago Council on Global Affairs mengutip dari Washington Post.
Meskipun Israel dan Amerika Serikat sering menggambarkan diri mereka sebagai sekutu terdekat dan sahabat tersayang satu sama lain, namun kedua negara tidak memiliki pakta formal yang mewajibkan Amerika Serikat untuk membela Israel, atau sebaliknya. Alasan tersebut yang membuat warga AS mulai enggan membela Israel dari musuh.
Sebuah jajak pendapat yang dirilis Gallup pada bulan Maret menemukan fakta bahwa sebagian besar warga Amerika tidak menyetujui tindakan genosida yang dilakukan militer Israel kepada pengungsi Palestina, dengan 55 persen tidak menyetujuinya dan 36 persen menyetujuinya.
Temuan data tersebut sejalan dengan jajak pendapat lain yang menunjukkan publik AS tampak kecewa terhadap Israel di tengah perang di Gaza, yang telah menewaskan 39.653 warga Palestina.
Ogah Dukung Israel, Para Pejabat AS Resign Massal
Tak hanya masyarakat AS yang kecewa dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang semakin pro dengan Israel, belasan pejabat tinggi Gedung Putih turut mulai melakukan protes dengan cara resign atau undur diri massal.
Mengutip dari Anadolu, setidaknya ada 12 pejabat pemerintahan AS yang berasal dari berbagai departemen telah mengajukan pengunduran diri sebagai bentuk protes atas kebijakan Presiden Joe Biden di Gaza.
"Kedok diplomatik Amerika untuk Israel dan aliran senjata yang terus-menerus ke sana telah memastikan keterlibatan kami yang tak terbantahkan dalam pembunuhan dan kelaparan paksa penduduk Palestina yang terkepung di Gaza," kata salah satu pejabat AS yang mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan AS.
Aksi resign massal ini dilakukan karena pejabat AS muak dengan kebijakan dan tindakan Biden yang cenderung pro-Israel. Bahkan baru baru-baru ini Biden sempat memerintahkan para bawahannya untuk menyiapkan makalah palsu tentang kematian anak dan ibu di Palestina.