Dalam proses ini, hewan yang lebih besar cenderung menyusut seiring waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas. Gigi yang baru ditemukan itu juga tampak seperti versi yang lebih kecil dari gigi Homo erectus, kata para peneliti.
Manusia hobbit, pengingat akan kekuatan seleksi alam
"Jika kami benar, tampaknya Homo erectus entah bagaimana mampu melintasi pembatas berupa laut dalam untuk mencapai pulau-pulau terpencil seperti Flores," kata Brumm.
"Kami tidak tahu bagaimana mereka melakukan ini," katanya, seraya menambahkan bahwa salah satu kemungkinannya adalah dengan "mengarungi lautan secara tidak sengaja di atas puing-puing akibat tsunami."
Begitu manusia purba ini terperangkap di pulau itu, mereka berhasil bertahan hidup selama ratusan ribu tahun, berevolusi menjadi "bentuk-bentuk baru yang aneh," kata Brumm.
"Spesimen yang sangat langka ini mengonfirmasi hipotesis kami bahwa nenek moyang Homo floresiensis memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Namun, kini terlihat jelas dari proporsi tulang tungkai yang sangat kecil bahwa nenek moyang awal 'hobbit' bahkan lebih kecil dari yang kami duga sebelumnya."
Mark Moore, arkeolog di Universitas New England Australia yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan penemuan itu berarti "kita sekarang dapat dengan yakin mengatakan" bahwa teori Homo erectus adalah skenario yang lebih mungkin.
Bahwa para hobbit berubah begitu banyak hanya dalam 300.000 tahun adalah "pengingat akan kekuatan seleksi alam," tambahnya.
ae/hp (AFP, dpa)