TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan kerajaan itu tidak akan menjadi medan perang bagi Iran atau Israel.
Saat ini, Israel bersiap untuk kemungkinan gelombang serangan baru oleh Teheran dan sekutunya menyusul pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah.
Mengenai kemungkinan serangan itu, Yordania menegaskan wilayahnya tidak akan menjadi medan perang bagi Iran dan Israel.
Yordania tidak akan membiarkan Iran dan Israel melanggar wilayah udaranya.
"Kami tidak akan menjadi medan perang bagi Iran atau Israel."
"Kami memberi tahu orang Iran dan Israel bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun melanggar wilayah udara kami dan membahayakan keselamatan warga negara kami," kata menteri luar negeri Yordania dalam sebuah wawancara, Sabtu (10/8/2024), dilansir Arab News.
"Kami akan mencegat apa pun yang melewati wilayah udara kami atau berpikir bahwa itu merupakan ancaman bagi kami atau warga negara kami," jelas Ayman Safadi.
Pada April 2024, Yordania, yang terletak di antara Iran dan Israel, mengatakan pihaknya mencegat benda terbang yang memasuki wilayah udaranya saat Teheran meluncurkan pesawat tanpa awak peledak dan menembakkan rudal ke Israel dalam serangan balasan langsung pertama dari jenisnya.
Setelah serangan itu, yang dilancarkan sebagai balasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Suriah, pejabat Yordania, Irak, dan Turki masing-masing mengatakan Iran telah memberi mereka beberapa peringatan dini tentang tindakannya.
Perintah Khamenei untuk 'Hukum' Israel
Iran akan melaksanakan perintah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk "menghukum keras" Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Baca juga: Pakar Israel: Iron Dome Gagal Menghancurkan Satu Pun Rudal Iran
"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, Jumat (9/8/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Kepala politik Hamas Haniyeh (62) tewas di ibu kota Iran, Teheran pada 31 Juli 2024, setelah menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh.
Iran pun telah berulang kali bersumpah untuk "menghukum" Israel sejak pembunuhan Ismail Haniyeh itu.