News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Iran Mainkan Kesabaran Israel, Serangan Balasannya Diklaim Akan Mengejutkan & Bisa sampai 4 Hari

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto: rudal Iran. Iran akan melancarkan serangan balasan ke Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi Keamanan Nasional Majelis Iran, Ahmad Bakhshayesh Ardestani, mengatakan serangan balasan Iran ke Israel akan mengejutkan dan bisa berlangsung hingga beberapa hari.

"Operasi udara Iran untuk melawan Israel bisa berlangsung tiga hingga empat hari," ujar Ardestani pada hari Sabtu, (10/9/2024), dikutip dari The Jerusalem Post yang mengutip Iran International.

Kepada Iran Watch, Ardestani berujar bahwa Iran juga bersiap menghadapi risiko yang muncul akibat serangan itu.

"Iran pastinya bersiap menghadapi konsekuensi serangan seperti itu dan akan siap menghadapi perkembangan apa pun berikutnya."

"[Serangan Iran] akan mengejutkan dan bahkan mungkin berlangsung tiga hingga empat hari."

Ardestani mengatakan "pertumpahan darah akan dilakukan" guna membalas kematian Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

Haniyeh tewas dibunuh di Teheran, Iran, setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian beberapa waktu lalu.

Menurut Iran dan sekutunya, Israel berada di balik pembunuhan itu. Namun, Israel hingga saat ini belum mengakui ataupun membantah.

Iran marah besar dan bersumpah akan melancarkan serangan balasan ke Israel.

Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel. (Mehr News Agency)

"Jadi, balasan Iran atas kejahatan rezim Zionis adalah keniscayaan dan tak ada keraguan tentang itu," kata Ardestani.

Kepada Iran Watch, dia berujar bahwa memperlama balasan atau membuat Israel menunggu balasan adalah adalah suatu keuntungan bagi Iran.

Baca juga: Menjelang Serangan Iran, Banyak Warga Israel Dapat Pesan Misterius: Kalian Dikubur Minggu Depan

"[Israel] merasa setiap malam berada dalam ketidakpastian, dan menjaga agar Israel tetap dalam ketidakpastian adalah bagian dari operasi pembalasan."

Banyak pakar yang mengklaim bahwa perang psikologis adalah bagian dari strategi Iran.

Seorang pakar kajian Iran di Universitas Tel Aviv, David Menashri, mengatakan Israel tidak sebagus Iran dalam "permainan kesabaran".

"Menarik untuk melihat siapa yang akan beraksi lebih dulu," ucap Menashri.

"Iran jelas memenangkan perang psikologis pada saat ini."

Sementara itu, Ardestani mengklaim Iran akan membalas ketika waktunya tepat, tetapi harus dengan "kejutan".

AS beri Israel sistem pertahanan canggih

Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu Israel telah meminta Iran agar tidak melancarkan serangan ke Israel.

Meski demikian, AS juga berjaga-jaga. Pada hari Jumat pekan lalu muncul laporan bahwa AS akan memberikan dana $3,5 miliar kepada Israel.

Dana itu akan digunakan untuk membeli senjata dan perlengkapan militer dari AS.

CNN menyebut Kementerian Luar Negeri AS sudah memberi tahu para anggota dewan bahwa pemerintah AS akan mengirimkan dana itu sehingga Israel bisa membeli sejumlah "sistem persenjataan canggih".

Baca juga: Kecam Serangan Israel ke Sekolah Gaza, Iran: Contoh Nyata Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan

Sistem persenjataan itu tak akan langsung dikirimkan ke Israel. Beberapa di antaranya bahkan baru akan siap beberapa tahun mendatang.

Munculnya laporan itu seolah memang disengaja untuk menjelaskan sikap yang diambil AS jika perang besar di Timur Tengah gagal dicegah.

Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis mengumumkan kedatangan sejumlah jet tempur F-22 di Timur Tengah.

Menurut CENTCOM, jet tempur generasi kelima itu dikerahkan untuk “memitigasi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksinya”.

AS sendiri mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan Haniyeh ataupun terlibat dalam pembunuhan itu.

Di samping itu, AS meminta Israel untuk tidak melakukan “eskalasi” dalam konflik di Timur Tengah itu.

AS mengatakan siap melindungi Israel dari serangan-serangan Iran. Negara itu juga akan mengerahkan peralatan militer lainnya di Timur Tengah.

Iran bertekad menghukum Israel

Wakil Panglima Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) Ali Fadav mengatakan negaranya akan membalas serangan Israel.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah meminta Israel untuk "dihukum tegas" karena membuhnuh Haniyeh.

"Perintah Pemimpin Tertinggi perihal hukuman tegas terhadap Israel dan balas dendam atas darah syuhada Ismail Haniyeh sudah jelas dan tegas, dan mereka akan melakukannya dengan cara terbaik yang memungkinkan," ujar Fadavi hari Jumat, dikutip dari Al Jazeera.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini