Israel Masukkan Warga Gaza ke Daftar Teroris, Sebenarnya Sipil, Mereka Syahid Dibom Saat Salat Subuh
TRIBUNNEWS.COM- Israel secara keliru memasukkan beberapa nama dan foto warga sipil Gaza ada dalam daftar yang menurut mereka diangap sebagai teroris.
Belakangan, terungkap fakta sebenarnya mereka hanya warga sipil di Gaza.
Dua guru, seorang wakil walikota, dan korban yang dibunuh pada tanggal-tanggal sebelumnya tanpa ada kaitannya dengan perlawanan Hamas termasuk di antara mereka yang dibantai di sekolah Al-Tabi'in di Kota Gaza.
Tentara Israel secara keliru mengklaim bahwa lebih dari selusin dari lebih dari 100 warga sipil yang dibantai dalam serangannya terhadap sebuah sekolah di Gaza pada 10 Agustus adalah “operasi teroris” yang tergabung dalam Hamas dan gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Ketua Euro-Med Human Rights Monitor Ramy Abdu dan jurnalis Gaza Motasem Dalloul, yang keduanya mengenal beberapa korban secara pribadi, termasuk di antara banyak orang yang mengkritik klaim Israel.
Abdu mengungkapkan melalui media sosial bahwa dua dari mereka yang terdaftar sebagai "agen" sebenarnya adalah warga sipil yang telah terbunuh dalam serangan Israel sebelumnya.
Munther Daher, yang tercantum sebagai seorang agen PIJ dalam infografik "teroris" menurut Israel yang disebutkan telah dieliminasi dalam serangan tersebut, nyatanya hanya seorang warga biasa yang terbunuh bersama saudarinya pada hari Jumat, sehari sebelum serangan terhadap sekolah tersebut, Abdu mengungkapkan dalam sebuah thread X yang mengungkap klaim Israel.
Yusuf al-Wadiya, yang terdaftar oleh Israel sebagai anggota Hamas, juga dibunuh di rumahnya dua hari sebelum pembantaian.
Nama lain dalam daftar Israel adalah Muhammad Hamid al-Taif. Ia tidak terkait dengan aktivitas politik apa pun dan bekerja sebagai guru bahasa Inggris, tetapi terdaftar sebagai anggota Hamas.
Abdulaziz al-Kafarna, seorang pria tua yang bekerja di sektor layanan publik Gaza dan menjabat sebagai wakil walikota Beit Hanoun di jalur utara, terdaftar sebagai “agen komite darurat” Hamas.
"Empat dari [mereka yang ada dalam daftar Israel] berasal dari keluarga Jaabari, yang saya kenal secara pribadi—mereka tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik atau militer apa pun. Yang lainnya adalah seorang imam, dan satu lagi adalah tetangga saya dari keluarga Habib yang memiliki perselisihan serius dengan Hamas," kata ketua Euro-Med.
Korban lain dari pembantaian Israel adalah Yousef al-Kahlout, seorang profesor universitas bahasa Arab yang terdaftar sebagai anggota “kepemimpinan pusat” Hamas.
“Israel hidup dalam kebohongan,” tulis ketua Euro-Med di utasnya.