AS telah memimpin koalisi lima angkatan darat, termasuk Israel, Yordania, Prancis, dan Inggris, pada bulan April untuk mempertahankan Israel dari serangan Iran yang mencakup 300 rudal dan drone.
Diasumsikan, koalisi yang sama akan diaktifkan, tetapi Israel lebih memilih untuk menghindari situasi itu melalui upaya diplomatik yang intens untuk menekan Iran dan Hizbullah agar menahan diri dari serangan balasan terhadap Israel.
"Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami terus menyampaikan pesan kepada rekan-rekan kami di kawasan itu agar tidak terjadi eskalasi," ungkap Kirby.
"Beberapa sekutu dan mitra kami terus menyampaikan pesan itu kepada Iran, bahwa kami tidak ingin melihat eskalasi," pungkasnya.
Iran Berhak Membela Diri
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan negaranya berhak membela diri dan menanggapi tindakan agresi apapun sesuai "semua norma dan peraturan internasional".
Dalam panggilan telepon pada Senin, dengan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris negara Vatikan, Pezeshkian mengutuk pembunuhan brutal terhadap wanita dan anak-anak di Gaza oleh rezim Israel selama sepuluh bulan terakhir.
Baca juga: Prediksi Iran Lancarkan Serangan ke Israel Pekan Ini, AS Bersiap dan Tingkatkan Kekuatan Regional
Ia juga mengecam pembunuhan "pengecut" terhadap Ismail Haniyeh yang kediamannya di Teheran menjadi sasaran serangan Israel pada 31 Juli.
Dikutip dari IRNA, Pezeshkian menekankan pembunuhan tersebut melanggar "semua prinsip kemanusiaan dan hukum".
Dirinya menegaskan kembali janji Iran, mereka akan memberikan tanggapan yang kuat kepada rezim Israel atas tindakan terorisme yang berani di wilayahnya.
"Berdasarkan semua norma dan peraturan internasional, hak untuk membela diri dan menanggapi agresor diberikan kepada negara mana pun yang telah menjadi sasaran agresi," kata Pezeshkian.
Namun, Pezeshkian juga menegaskan kembali komitmen Iran untuk menghindari perang dan mempromosikan perdamaian dan keamanan global.
(Tribunnews.com/Whiesa)