Diplomat AS Memerkirakan Serangan Signifikan oleh Iran Terhadap Israel Dapat Terjadi Minggu ini
TRIBUNNEWS.COM- Diplomat senior AS diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang.
Penilaian intelijen AS terbaru mengantisipasi serangan signifikan oleh Iran dan proksinya terhadap Israel minggu ini, Gedung Putih mengungkapkan pada hari Senin.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS memiliki penilaiannya sendiri, yang sejalan dengan kekhawatiran Israel tentang waktu janji pembalasan Iran atas pembunuhan seorang pejabat tinggi Hamas yang berada di Teheran untuk pelantikan presiden baru.
Secara terpisah, Israel kesulitan memprediksi apa yang akan dilakukan Hizbullah Lebanon sebagai tanggapan atas pembunuhan yang diklaim Israel terhadap komandan militer tertinggi kelompok tersebut.
Israel tetap bungkam tentang pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran, tetapi pejabat AS mengatakan Washington tidak terlibat dan mengatakan mereka yakin Israel berada di balik operasi tersebut.
"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel terkait dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Kirby dalam panggilan telepon dengan wartawan.
"Kami harus siap menghadapi apa yang bisa menjadi serangkaian serangan yang signifikan."
Sementara Kirby mengakui bahwa sulit bagi Washington untuk menentukan serangan apa tepatnya yang dilakukan oleh Iran atau proksinya, termasuk Hizbullah dan kelompok lain di Irak, Yaman, dan Suriah, ia mengatakan AS yakin dengan aset militer yang telah dikirimnya ke wilayah tersebut.
Para pejabat AS telah bersiap menghadapi serangan balasan yang lebih cepat, yang mungkin melibatkan roket, rudal, atau pesawat nirawak, yang akan terjadi paling cepat pada akhir pekan tanggal 4 Agustus.
Namun penilaian tersebut kemudian diperbarui minggu lalu dengan prediksi bahwa Iran atau Hizbullah mungkin akan melancarkan serangan mereka pada hari Kamis atau Jumat.
Di tengah upaya meyakinkan atau menekan Iran untuk memikirkan kembali serangan mereka atau akhirnya membatalkan rencana untuk melakukannya, AS telah mengirim aset dan pasukan militer tambahan ke Timur Tengah.
Sebagian dari gerakan itu adalah untuk menghalangi Iran, Hizbullah, dan negara-negara lain setelah mereka bersumpah untuk membalas kematian dua tokoh Hizbullah dan Hamas.
Yang lainnya adalah untuk berada dalam posisi membantu Israel mempertahankan diri jika serangan-serangan ini melumpuhkan kemampuan pertahanan Israel, menurut pejabat AS.