TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bahwa tanggapan hukuman terhadap penyerang adalah hak suatu negara dan juga solusi untuk menghentikan kejahatan dan agresi, kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan.
Pezeshkian, yang baru terpilih sebagai presiden pada akhir bulan Juli lalu, mengatakan bahwa diamnya Barat tentang kejahatan yang terjadi di Gaza merupakan sikap yang "tidak bertanggung jawab".
Itu artinya Barat juga mendorong Israel untuk membahayakan keamanan regional dan global, mengutip Sky News.
Percakapan antara kedua pemimpin tersebut berlangsung pada Senin (12/8/2024) malam, dengan durasi sekitar 30 menit.
Sebelumnya, Inggris, AS, Prancis, dan Jerman menyerukan Iran dan sekutunya untuk menghentikan ancaman serangan terhadap Israel.
Kekhawatiran bahwa Iran akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, semakin meningkat.
AS bahkan mengerahkan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah untuk "berjaga-jaga".
Selama panggilan teleponnya dengan Pezeshkian, Keir Starmer mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan situasi saat ini.
Ia meminta semua pihak untuk meredakan ketegangan dan menghindari konfrontasi regional lebih lanjut, menurut isi percakapan yang dirilis kantor perdana menteri Inggris, Downing Street.
Starmer juga mengatakan ada risiko serius jika salah perhitungan.
"Sekarang adalah saatnya untuk pertimbangan yang tenang dan hati-hati", ujarnya.
Baca juga: Pangkalan Udara AS di Ladang Gas Koniko Suriah Dirudal, Proksi Iran Mulai Serang Pendukung Israel
Ia menyerukan Iran untuk menahan diri untuk menyerang Israel dan mengatakan bahwa perang tidak menguntungkan siapa pun.
"Perdana menteri menggarisbawahi komitmennya untuk segera melakukan gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza," tulis pernyataan Downing Street.
"Ia menambahkan fokus harus diberikan pada negosiasi diplomatik, untuk mencapai hasil tersebut."
Hanya Gencatan Senjata yang Bisa Menahan Iran untuk Tidak Menyerang Israel
Seperti yang dilaporkan Reuters, hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya, kata tiga pejabat senior Iran.
Iran telah bersumpah untuk memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan Haniyeh.
Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel.
Salah satu sumber, seorang pejabat senior keamanan Iran, mengatakan Iran, bersama sekutu seperti Hizbullah, akan melancarkan serangan langsung jika perundingan yang dijadwalkan pekan ini gagal atau Israel sengaja menunda perundingan.
Sumber tersebut tidak mengatakan berapa lama Iran akan memberi waktu untuk perundingan berlangsung.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)