Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam.
Umat Yahudi menyebut area tersebut sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967.
Pada 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Kemenlu AS Kecam Aksi Ben-Gvir
Sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS), turut mengecam aksi Ben-Gvir yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, secara terang-terangan mengkritik keras aksi Ben-Gvir ke lokasi yang dinilainya sangat sensitif tersebut.
Baca juga: Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei: Cengkraman Militer Israel Tak Sekuat yang Diiklankan
Ia menilai tindakan gegabah Ben-Gvir tersebut sebagai provokasi yang dapat memicu kekacauan di kawasan Timur Tengah.
"Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan di saat ketika semua seharusnya memfokuskan perhatian pada upaya diplomatik untuk mencapai perjanjian gencatan senjata," kritik Blinken kepada Ben-Gvir.
Blinken juga kembali menegaskan, Washington mendukung pengaturan status quo di Al-Aqsa, di mana orang Yahudi boleh mengunjungi, tetapi tidak berdoa di atas kompleks tersebut.
Karena hal tersebut, Blinken pun mengaku kecewa dengan kelakuan Itamar Ben-Gvir yang seolah tak acuh dengan komitmen AS tersebut.
"Kunjungan Ben-Gvir (ke Al-Aqsa) ini menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap status quo terkait tempat-tempat suci di Yerusalem," pungkas Blinken.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Bobby W)