News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Jumlah Warga Gaza yang Tewas Tembus 40.000, Babak Baru Perundingan Gencatan Senjata Dimulai

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita Palestina berduka atas kerabatnya, yang terbunuh oleh serangan tentara Israel pada malam sebelumnya, saat pemakaman di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah pada 3 Juni 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Israel Kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by Bashar TALEB / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa 40.005 orang telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Dikutip dari Al Jazeera (15/8/2024), selain korban tewas, 92.401 orang lainnya terluka dalam periode yang sama.

Sementara itu di Tepi Barat, pembunuhan dua warga Palestina di kamp pengungsi Balata Kamis pagi, menambah jumlah total korban tewas di wilayah pendudukan itu menjadi 632 orang.

Dari jumlah tersebut, 142 di antaranya anak-anak, 9 wanita, dan 7 lansia.

Perundingan Terbaru soal Gencatan Senjata

Sementara itu, putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza akan berlangsung di Doha, Kamis (15/8/2024).

Perundingan dihadiri oleh pejabat dari Israel, Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

Belum jelas apakah kelompok Palestina Hamas akan bergabung dalam perundingan tersebut.

Hamas telah menyuarakan skeptisisme tentang hasil perundingan tersebut.

Hamas menyalahkan Israel karena menunda perundingan.

Seorang pria Palestina membawa selembar barang yang dia ambil dari bawah reruntuhan bangunan di kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara pada 3 Juni 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by Omar Al Qatta / AFP) (AFP/OMAR AL QATTA)

“Melakukan perundingan baru memungkinkan pendudukan untuk memberlakukan persyaratan baru dan menggunakan labirin perundingan untuk melakukan lebih banyak pembantaian,” kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada kantor berita Reuters.

Melaporkan dari Amman, Yordania, Hamdah Salhut dari Al Jazeera mengatakan Hamas ingin para mediator kembali ke proposal asli yang diumumkam oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei.

Baca juga: Babak Baru Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berlangsung di Doha Hari Ini

“Mereka mengatakan, sampai mereka mendapatkan jaminan itu, mereka tidak akan membuat keputusan tentang pengiriman delegasi ke perundingan,” katanya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel telah mengonfirmasi bahwa tim Israel akan menghadiri perundingan hari Kamis di Doha.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui keberangkatan delegasi Israel ke Doha besok, serta mandat untuk melaksanakan negosiasi," demikian pernyataan dari kantornya pada hari Rabu.

Pimpinan Mossad David Barnea, pimpinan Shin Bet Ronen Bar, Nitzan Alon, dan Ophir Falk akan menjadi bagian dari delegasi Israel, kata Omer Dostri, juru bicara Netanyahu, kepada kantor berita AFP.

Alon mengoordinasikan masalah-masalah yang terkait dengan para tawanan, dan Falk adalah penasihat politik Netanyahu.

Pembicaraan ini digelar setelah negara-negara yang menjadi penengah, memperingatkan akan terjadinya pertikaian regional jika serangan selama 10 bulan di Gaza terus berlanjut.

Pejabat senior Iran mengatakan hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya bulan lalu.

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa direktur CIA Bill Burns dan utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk akan mewakili AS dalam perundingan gencatan senjata.

Jean-Pierre mengatakan AS berharap perundingan akan berjalan sesuai rencana meskipun Hamas tidak hadir.

Dilaporkan dari Gedung Putih, Kimberly Halkett dari Al Jazeera mengatakan AS telah menegaskan bahwa beberapa kemajuan akan dicapai dalam perundingan tersebut, meskipun Biden mengatakan mencapai terobosan akan semakin sulit,

"Meskipun itu bukan pertanda baik, Amerika Serikat mengatakan akan ada kemajuan dan mereka sedang merencanakannya," katanya.

"Jadi itulah pesannya, fokus utamanya adalah mencoba mendapatkan semacam gencatan senjata, dengan harapan itu akan mencegah eskalasi yang lebih luas di kawasan tersebut," katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini