TRIBUNNEWS.COM - Bukan hanya Iran, Hizbullah dikabarkan tinggal melepas pemantik panasnya untuk segera menyerang Israel.
Rencana serangan sebagai bentuk balasan atas tewasnya para pemimpin Hamas dan Hizbullah beberapa waktu lalu.
Mengutip dari MEHR, beberapa analis meyakini bahwa Hizbullah ingin membuat musuh tetap waspada dengan janjinya untuk menanggapi agresi Israel dan membalas dendam.
Surat kabar Inggris, Financial Times juga mengatakan, para ahli memperkirakan Hizbullah mungkin menyerang “target bernilai tinggi” di dalam wilayah pendudukan, yang akan mengguncang militer Israel.
Serangan balasan juga dapat melibatkan kemampuan senjata baru yang digunakan dalam serangan presisi terhadap fasilitas besar, kata mereka.
Namun, tidak dijelaskan lebih detail dalam keterangannya tentang fasilitas besar yang dimaksud.
Prediksinya bisa berupa pangkalan militer, bangunan pemerintahan, bangunan bersejarah atau situs, sumber bahan bakar, hingga fasilitas umum.
Prancis Dukung Lebanon
Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne pada hari Kamis menekankan dukungan negaranya terhadap Lebanon, dan menyampaikan penghargaan atas "pengekangan diri di masa sulit ini" di kawasan tersebut.
Menlu memulai kunjungannya ke wilayah tersebut pada hari Kamis dengan bertemu dengan pejabat sementara Lebanon Najib Mikati dan Ketua parlemen Nabih Berri di Beirut.
Ia dijadwalkan mengunjungi Tel Aviv, Amman dan Kairo di tengah meningkatnya ketegangan atas Hizbullah dan ancaman Iran untuk membalas Israel atas pembunuhan komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
Baca juga: Alasan Sebenarnya Iran Tak Segera Membalas Israel
Di Beirut, Sejourne mengatakan kepada Mikati bahwa Prancis mendukung Lebanon dan terus mendukung Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).
"Kita hanya bisa diam, sabar dan berdoa di masa sulit ini," ujarnya dikutip dari aawsat.
Ia juga menekankan pentingnya mendukung perpanjangan masa jabatan UNIFIL selama satu tahun lagi.
Sementara itu, Berri menggarisbawahi komitmen Sejourne Lebanon terhadap "aturan keterlibatan dan haknya untuk membela diri terhadap permusuhan Israel yang tidak menyisakan warga sipil, jurnalis, dan petugas medis."