TRIBUNNEWS.COM - Belarusia telah mengerahkan pesawat dan pasukan pertahanan udara ke perbatasannya dengan Ukraina pada hari Minggu (18/8/2024).
"Militer Belarusia juga mengerahkan rudal antipesawat dan tentara dari korps radio-teknis negara itu," kata komandan Pasukan Pertahanan Udara Belarusia, Mayor Jenderal Andrey Lukyanovich, dikutip dari ABC News.
Langkah ini tepat sehari setelah Presiden Alexander Lukashenko mengumumkan akan menempatkan hampir sepertiga militer negara itu di sepanjang perbatasan.
Meskipun ia tidak menyebutkan jumlah pasukan, jumlah pasukan Belarus sekitar 60.000.
Menurut Lukashenko, langkah yang diambilnya saat ini adalah respons terhadap pengerahan pasukan tambahan Ukraina di sepanjang perbatasan.
"Melihat kebijakan agresif mereka, kami telah memperkenalkan dan menempatkan di titik-titik tertentu - jika terjadi perang, mereka akan menjadi pertahanan - militer kami di sepanjang perbatasan," Belta mengutip pernyataan Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, dikutip dari Reuters.
Ia mengklaim, Ukraina menempatkan 120.000 tentara di perbatasan dengan Belarus yang kemudian ditingkatkan dengan lebih banyak pasukan.
"Sebagai tanggapan, saya harus mengerahkan kembali hampir sepertiga pasukan untuk memperkuat perbatasan," tambahnya, dikutip dari Kyivindependent.
Sementara itu, juru bicara dinas perbatas Ukraina, Anriy Demchneko mengatakan, situasi di perbatasan dengan Belarus tetap tidak berubah.
"Seperti yang kita lihat, retorika Lukashenko juga tidak berubah, terus-menerus meningkatkan situasi secara teratur untuk menyenangkan negara lain," kata Demchenko.
Menurut Demchenko, saat ini di perbatasan tidak terlihat personel atau tentara Belarusia yang bertambah.
"Kami tidak melihat adanya peningkatan jumlah peralatan atau personel unit Belarusia di dekat perbatasan kami," tambahnya.
Baca juga: Belarusia: Ada Provokasi Serangan Perbatasan saat Ukraina Invasi Wilayah Kursk, Rusia
Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin justru mengatakan bahwa situasi perbatasan saat ini semakin genting.
Menurutny, ada kemungkinan besar provokasi bersenjata dari negara tetangga Ukraina dan bahwa situasi di perbatasan bersama mereka tetap tegang.
Sementara itu, di medan perang, pasukan Ukraina telah menghancurkan jembatan ketiga di Kursk pada Selasa (20/8/2024).