Dalam operasi peretasan baru-baru ini, penyelidik meyakini tersangka peretas Iran pada bulan Juni telah membobol akun email pribadi sekutu lama Trump dan operator politik Roger Stone.
Kemudian, mereka menggunakan akun email tersebut untuk mencoba membobol akun seorang pejabat senior kampanye Trump sebagai bagian dari upaya terus-menerus untuk mengakses jaringan kampanye.
Selain peretasan tersebut, akun America Online (AOL) yang menggunakan nama samaran "Robert" telah membocorkan dokumen internal kampanye Trump ke media.
Salah satu dokumen tersebut adalah berkas penelitian tentang calon wakil presiden Trump, JD Vance.
Baru-baru ini, Microsoft mengatakan telah melihat "munculnya aktivitas pengaruh yang signifikan" oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran.
Oleh karena itu, FBI mempelajari catatan email yang disediakan oleh Microsoft, Google, dan AOL.
Beberapa pejabat AS tidak yakin bahwa kelompok yang didukung Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) itu melakukan peretasan dan telah membocorkan dokumen tersebut.
Alasannya, karena kelompok tersebut tidak dikenal suka membocorkan.
Namun, para penyelidik yang mempelajari akun AOL telah berhasil menghubungkan infrastruktur digitalnya dengan kelompok peretas Iran yang sama.
Seseorang yang mengetahui pertukaran email antara "Robert" dan wartawan mengatakan, siapa pun yang berada di balik akun tersebut tidak fasih berbahasa Inggris dan menekan seorang wartawan untuk menerbitkan lebih banyak dokumen.
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).