TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Seorang dokter AS yang baru saja kembali dari Gaza, mendesak pemerintah untuk melakukan embargo senjata ke Israel.
Perang masih berlanjut dan perundingan gencatan senjata belum membuahkan hasil.
Di Miami Amerika Serikat, rumah yang ditinggali putra PM Israel, didatangi polisi karena ada benda mencurigakan.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Balik dari Gaza, Dokter AS Desak Pemerintah Embargo Senjata Israel: Omongan Saja Tidak Cukup
Sejumlah dokter Amerika yang kembali dari Gaza menuntut pemerintahan Joe Biden untuk embargo senjata segera terhadap Israel.
Tuntutan tersebut diungkapkan oleh Dr. Tammy Abughanim pada Konvensi Nasional Demokrat (DNC) di Chicago pada Selasa (20/8/2024).
Menurut Abughanim, invasi Israel di Gaza selama 10 bulan ini telah membuat warga Palestina sedih dan hancur.
"Saat saya katakan kita tidak sanggup lagi menahan situasi seperti ini sehari pun, dan saat mereka mengatakan kita tidak sanggup lagi menahan situasi seperti ini sehari pun, itu benar adanya," kata Abughanim, mengingat kembali percakapannya dengan warga Gaza saat kunjungannya baru-baru ini ke sana, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Ia juga merasa tidak terima apabila pajak yang ia bayarkan justru digunakan untuk melancarkan serangan mematikan di Gaza.
Baca juga: Jenderal Purn IDF: Israel Bisa Runtuh dalam Setahun Akibat Perang Atrisi Lawan Hamas-Hizbullah
2. Israel Gagalkan Gencatan Senjata, Netanyahu Bersikeras Menahan Pasukan IDF di Koridor Philadelphia
Pembicaraan terkait Gencatan Senjata akhirnya menemui jalan buntu, setelah Perdana Menteri Israel bersikeras menahan pasukannya untuk tetap berada di Koridor Philadelphia Gaza.
PM Israel mengatakan pasukannya tidak akan meninggalkan koridor Philadelphia di Gaza
Israel belum setuju untuk menarik pasukannya dari apa yang disebut koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan antara Mesir dan Gaza, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu, membantah laporan televisi Israel.