News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

11 Pangkalan Militer Israel Diserang Roket Hizbullah, Iron Dome juga Jadi Sasaran

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KIRYAT SHMONA, ISRAEL - 04 JULI: Asap mengepul setelah serangan roket Hizbullah di Kiryat Shmona, Israel pada 04 Juli 2024. Hizbullah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, kata kelompok Lebanon itu pada Kamis, sehari setelah tewasnya seorang komandan militer tinggi dalam serangan udara Israel - Hizbullah menargetkan 11 pangkalan militer Israel untuk membuka jalan bagi drone menyerang sasaran yang lain, Minggu (25/8/2024).

TRIBUNNEWS.com - Setidaknya 11 pangkalan militer Israel menjadi sasaran roket kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, Minggu (25/8/2024).

Ke-11 pangkalan militer yang diserang itu termasuk pangkalan Meron, Zaatoun, Al-Sahl, Nafah, Yarden, dan Ein Zeitim, serta kamp Kela, UF, Ramot Naftali, Neve Ziv, dan Zarura.

Semua pangkalan itu berada di Israel utara.

Hizbullah mengatakan, serangan itu dilakukan untuk membuka jalan bagi drone menyasar target lainnya di Israel.

"Fase awal melibatkan penargetan barak dan lokasi Israel untuk memudahkan drone penyerang menuju target yang dituju jauh di dalam wilayah Israel," kata Hizbullah, Minggu, dikutip dari Anadolu Ajansi.

"Drone ini telah berhasil mencapai tujuannya sesuai rencana," imbuh dia.

Selain pangkalan militer, Hizbullah juga menargetkan sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel di Palestina utara yang diduduki, menggunakan roket.

Hizbullah juga mencatat, "Jumlah roket Katyusha yang diluncurkan sejauh ini lebih dari 320 unit dan digunakan untuk menyerang posisi musuh."

Serangan itu, lanjut Hizbullah, adalah serangan "tahap pertama balasan kami terhadap pembunuhan (Komandan Senior, Fuad) Shukr."

Hizbullah pun mengklaim serangan tahap pertama itu telah "berhasil diselesaikan".

Diketahui, pernyataan Hizbullah itu dikeluarkan tak lama setelah pasukan Israel menyerang Lebanon selatan menggunakan serangan udara berskala besar yang disebut sebagai "serangan pendahuluan".

Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur

Israel sendiri mengklaim serangan itu dilakukan untuk mencegah Hizbullah melancarkan tindakan.

"Kami baru-baru ini mendeteksi persiapan Hizbullah untuk meluncurkan roket dan rudal ke Israel."

"Karena itu, kami menyerang untuk mencegah ancaman tersebut," ujar militer Israel.

Pihak berwenang Israel menghentikan semua penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Ben Gurion menyusul serangan tersebut.

Menurut koresponden Anadolu Ajansi, jet tempur Israel secara bersamaan meluncurkan lebih dari 40 serangan udara di 17 wilayah dan kota Lebanon selatan.

Para saksi juga melaporkan peluncuran puluhan roket dan pesawat tak berawak serang dari wilayah Lebanon menuju Israel.

Media Israel, termasuk Channel 12, melaporkan sirene serangan udara berbunyi di beberapa kota di Israel utara.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah Lebanon telah terlibat dalam baku tembak harian dengan tentara Israel di seberang Garis Biru, yang mengakibatkan ratusan korban, sebagian besar di pihak Lebanon.

Eskalasi ini terjadi di tengah perang di Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 40.300 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: 2 Sosok yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh Ternyata Anggota IRGC, Langsung Dievakuasi Mossad dari Iran

Operasi militer tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan membuat sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.

Israel Beri Tahu AS

Sementara itu, seorang pejabat Israel pada Minggu, mengaku Israel telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengenai serangan ke Lebanon.

Menurut situs berbahasa Ibrani, Walla, pejabat yang tak disebutkan namanya itu menyatakan AS telah mendapat informasi dari Israel tentang serangan tersebut.

"Israel bertindak secara independen dalam menyerang Hizbullah, tapi dalam koordinasi penuh dengan AS."

"Pembaruan pemerintahan Biden mengenai serangan itu, bukan pembaruan pada menit-menit terakhir," ungkap pejabat itu.

Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, AS mengumumkan pengiriman pasukan dan kapal militer ke Timur Tengah untuk mengantisipasi eskalasi militer dan pembalasan Iran dan Hizbullah.

Sebagai informasi, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan Fuad Shukr dan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Warga Israel Merasa Keamanan Negaranya Buruk

Sebelum Hizbullah melancarkan serangan di hari Minggu, masyarakat Israel mengungkapkan keresahannya terkait keamanan negara di tengah ancaman eskalasi regional.

Menurut survei yang dilakukan Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) Universitas Tel Aviv, sebanyak 32 persen warga Israel menganggap terbunuhnya Haniyeh dan Shukr sama sekali tak membuat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meningkatkan keamanan negara.

Sementara, 14 persen lainnya mengatakan, pembunuhan terhadap dua pejuang tersebut, "sedikit memperburuk" keamanan Israel.

Lalu, enam persen lainnya menyebut, keamanan Israel "sangat buruk".

INSS juga menggelar survei kepercayaan warga Israel terhadap Netanyahu.

Hasil survei menunjukkan, 26 persen warga Israel percaya pada Netanyahu, 17 persen hanya percaya pada pemerintahannya, dan 70 persen percaya pada militer.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini