TRIBUNNEWS.COM - Perundingan gencatan senjata Israel dan Hamas yang digelar di Kairo, Mesir mengalami jalan buntu.
Hingga akhirnya pada Minggu (25/8/2024), gencatan senjata untuk konflik Israel dengan Hamas terbilang gagal.
Menurut Kantor Berita Mehr, tidak ada kesepakatan dalam perundingan gencatan senjata itu.
Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa poin kompromi yang disajikan oleh para mediator, dua sumber keamanan Mesir mengatakan.
Namun, seorang pejabat senior AS mengklaim, perundingan tersebut masih berlangsung dan dilakukan dengan semangat dari semua pihak untuk mencapai "kesepakatan yang final dan dapat dilaksanakan."
"Proses ini akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan melalui kelompok kerja untuk mengatasi masalah dan perincian yang tersisa," kata pejabat anonim, seraya menambahkan bahwa tim akan tetap berada di Kairo, Reuters melaporkan.
Pada awal Agustus, sejumlah media melaporkan tuntutan rezim Israel terhadap pasukan di Gaza menghalangi kesepakatan gencatan senjata.
Perselisihan mengenai kehadiran militer rezim Israel untuk Gaza di masa depan dan mengenai pembebasan tahanan Palestina menghalangi gencatan senjata dan kesepakatan tahanan.
Sumber tersebut, yang meliputi dua pejabat Hamas dan tiga diplomat Barat, mengatakan kepada Reuters, ketidaksepakatan berasal dari tuntutan yang diajukan Israel sejak Hamas menerima versi proposal gencatan senjata yang diungkapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei.
Semua sumber mengatakan Hamas sangat prihatin dengan tuntutan terbaru untuk tetap menempatkan pasukan di sepanjang Koridor Netzarim, jalur timur-barat yang dibersihkan Israel selama perang saat ini yang mencegah pergerakan bebas warga Palestina antara Gaza utara dan selatan, serta di jalur perbatasan sempit antara Gaza dan Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi.
Cengkeraman Israel saat ini atas Koridor Philadelphia memberinya kendali atas perbatasan Gaza dengan Mesir, satu-satunya penyeberangan di daerah kantong itu yang tidak berbatasan dengan Palestina yang diduduki.
Baca juga: Tentara Israel Serbu Masjid dan Bakar Alquran, Hamas Serukan Dunia Bertindak
Menjelang pembicaraan tersebut, Hamas meminta para mediator untuk menerapkan kerangka kerja yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei, daripada mengadakan lebih banyak negosiasi.
Gerakan Hamas mengatakan usulan AS saat ini "menanggapi persyaratan Netanyahu".
Israel Butuh
Media Israel bernama Makor Rishon mengakui negaranya tak akan kuat menghadapi perang regional besar-besaran di Timur Tengah.