News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Tolak Syarat Baru Israel dalam Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin (19/8/2024).

Hamas Tolak Syarat Baru Israel dalam Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

TRIBUNNEWS.COM- Hamas tolak syarat baru Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas telah resmi menolak persyaratan baru yang ditetapkan oleh Israel untuk mengakhiri gencatan senjata di Jalur Gaza.

Pada hari Minggu, putaran perundingan terakhir yang diadakan di ibu kota Mesir, Kairo gagal dan delegasi Israel dan Hamas pergi tanpa mencapai kesepakatan.

Persoalan utama yang memanas dalam perundingan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar mencakup keberadaan Israel di apa yang disebut Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Delegasi Israel dilaporkan telah mengusulkan untuk mengerahkan kembali pasukannya di dalam Jalur tersebut, sambil mempertahankan kehadiran permanen di 12 titik penempatan, sebagian besar di utara Jalur tersebut, di samping poros Netzarim.

Hamas mengatakan Israel telah menarik kembali komitmen 2 Juli untuk menarik pasukan dari Koridor dan mengajukan persyaratan baru lainnya, termasuk penyaringan warga Palestina yang mengungsi saat mereka kembali ke wilayah utara daerah kantong yang lebih padat penduduknya saat gencatan senjata dimulai.

"Kami tidak akan menerima diskusi tentang penarikan kembali dari apa yang telah kami sepakati pada 2 Juli atau persyaratan baru," kata seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan kepada TV Al-Aqsa milik kelompok itu , Minggu.

Hamdan juga mengatakan Hamas telah menyerahkan tanggapannya terhadap usulan terbaru itu kepada para mediator, dengan mengatakan klaim AS tentang kesepakatan yang akan segera terjadi adalah salah.

SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini